Israel kembali menggempur wilayah Gaza di tengah kesepakatan gencatan senjata. Israel seakan lupa dengan kesepakatan gencatan senjata itu, dan kembali menyerang Gaza.
Dirangkum detikcom dari Aljazeera, AFP, Reuters, Anadolu Agency, Rabu (29/10/2025), Israel pada Senin (27/10) menyerang Kota Khan Younis di Gaza Selatan. Serangan itu menewaskan dua orang.
Setelah kematian dua orang itu, Hamas menyerahkan jenazah tawanan yang tewas kepada Israel. Berdasarkan syarat gencatan senjata beberapa minggu lalu, Hamas telah berjanji mengembalikan jenazah tawanan ke-28.
Kemudian, pada Selasa (28/10), Otoritas kesehatan Gaza mengatakan Israel kembali menyerang. Peristiwa ini menewaskan sedikit 26 orang di beberapa wilayah Jalur Gaza.
Terbaru, hari ini, Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan data terbaru menunjukkan 101 orang tewas akibat serangan Israel. Korbannya 35 di antaranya anak-anak dan perempuan, dan lansia, kemudian untuk korban luka sebanyak 200 orang.
Israel beralasan mereka memborbardir jalur Gaza karena Hamas. Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata. Padahal Hamas menegaskan pihaknya tidak melanggar kesepakatan.
Trump Tak Permasalahkan
Alih-alih keberatan dengan sikap Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berada di balik kesepakatan gencatan senjata Gaza, malah tidak mempermasalahkan sikap Israel yang masih menyerang Gaza di tengah kesepakatan ini. Trump diketahui pihak yang memediasi Israel dan Hamas.
"Sejauh yang saya pahami, mereka menembak seorang tentara Israel," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS Air Force One yang terbang dari Jepang ke Korsel, pada Rabu (29/10). Trump ditanya soal serangan terbaru Israel di Jalur Gaza yang merenggut korban jiwa.
"Jadi, Israel menyerang balik dan mereka seharusnya menyerang balik. Ketika itu terjadi, mereka seharusnya menyerang balik," ucapnya.
Mengenai gencatan senjata Gaza yang berlangsung selama tiga pekan terakhir, Trump meredakan kekhawatiran yang muncul.
"Tidak ada yang akan membahayakan (gencatan senjata Gaza)," tegasnya. "Anda harus memahami bahwa Hamas merupakan bagian yang sangat kecil dari perdamaian di Timur Tengah, dan mereka harus berperilaku baik," ujar Trump.
"Jika mereka (Hamas) baik, mereka akan senang, dan jika mereka tidak baik, mereka akan diakhiri, nyawa mereka akan diakhiri," tegas Trump.
(zap/rfs)