Badan yang bertanggung jawab untuk menjaga cadangan nuklir Amerika Serikat (AS) mulai memberlakukan cuti paksa, atau merumahkan, sebagian besar stafnya pada Senin (20/10) waktu setempat, saat shutdown pemerintah AS masih berlanjut.
Pemungutan suara terbaru yang digelar Kongres AS gagal mengakhiri shutdown, yang berarti penutupan pemerintah telah memasuki minggu keempat.
Juru bicara Departemen Energi AS, seperti dilansir AFP, Selasa (21/10/2025), mengumumkan bahwa sekitar 1.400 pekerja pada Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) dijadwalkan akan menerima pemberitahuan yang menyatakan mereka telah ditempatkan dalam cuti tanpa upah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena penutupan yang dipicu Partai Demokrat, sekitar 1.400 pegawai federal NNSA akan dirumahkan mulai hari ini, 20 Oktober, dan hampir 400 pegawai federal NNSA akan terus bekerja untuk mendukung perlindungan properti dan keselamatan nyawa manusia," kata juru bicara Departemen Energi AS dalam pernyataannya.
AS, menurut data organisasi nirlaba keamanan global Bulletin of the Atomic Scientists, memiliki sebanyak 5.177 hulu ledak nuklir, dengan sekitar 1.770 di antaranya telah dikerahkan.
NNSA, yang mengawasi 60.000 kontraktor, bertanggung jawab atas perancangan, pembuatan, perawatan, dan pengamanan senjata-senjata tersebut.
Departemen Energi AS belum merilis pernyataan lengkap mengenai hal tersebut. Namun laporan media terkemuka AS, CNN, menyebut bahwa langkah merumahkan ribuan pegawai ini akan mencakup lokasi-lokasi yang bertugas merakit senjata, seperti Pantex di Texas dan Y-12 di Tennessee.
Shutdown pemerintah AS yang telah berlangsung selama 20 hari terakhir, telah mencetak rekor sebagai penutupan pemerintah sepenuhnya yang paling lama yang pernah terjadi di negara tersebut -- paling lama ketiga jika penutupan sementara diperhitungkan.
Presiden Donald Trump semakin meningkatkan tekanan terhadap Partai Demokrat untuk memberikan suara bersama Partai Republik untuk membuka kembali pemerintahan, dengan ancaman yang semakin meningkat, termasuk memangkas layanan publik dan menambah PHK massal.
"Jadi kami berharap Partai Demokrat tidak terlalu gila dan kami akan segera melakukan pemungutan suara. Dan saya dengar mereka juga mulai merasakan hal yang sama," kata Trump saat berbicara di Gedung Putih.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan kepada CNBC bahwa dirinya memperkirakan shutdown akan berakhir "kira-kira pekan ini". Namun dia juga memperingatkan Partai Demokrat soal "tindakan yang lebih kuat ... untuk membawa mereka ke meja perundingan" jika hal ini berlarut-larut.