Warga Amerika Serikat (AS) melakukan demo besar-besaran di seluruh 50 negara bagian AS, menyerukan 'No Kings' atau bukan raja sebagai pelampiasan protes atas kebijakan Presiden AS Donald Trump. Merespons hal itu, Trump mengunggah video yang dibuat dari AI.
Dilansir AFP, Minggu (19/10/2025), Trump memposting video buatan AI di platform Truth Social resminya yang menggambarkannya sebagai seorang raja. Video itu diunggah Trump usai demo 'No Kings' yang digelar pada Sabtu. Ternyata video AI yang dibagikan Trump tersebut milik akun @Xerias_X yang telah mengunggahnya terlebih dulu melalui platform X.
Dalam video tersebut, tampak Trump seolah-olah menaiki pesawat tempur bertuliskan King Trump. Di kepalanya, Trump juga menggunakan mahkota sambil mengemudikan jet tempur tersebut.
Lalu dari atas pesawat, Trump melemparkan sesuatu yang tampak seperti kotoran ke arah massa pendemo anti-Trump. Dalam video yang berdurasi 19 detik tersebut, tidak ada caption yang tertera.
Sementara itu, para pendukungnya juga siap siaga. Ketua DPR Mike Johnson yang mencemooh demonstrasi tersebut sebagai protes "Benci Amerika".
"Kalian akan menyatukan kaum Marxis, Sosialis, pendukung Antifa, kaum anarkis dan sayap pro-Hamas dari Partai Demokrat sayap kiri ekstrem," katanya kepada para wartawan.
Para pengunjuk rasa menanggapi klaim tersebut dengan ejekan.
"Lihat sekeliling! Jika ini kebencian, maka seseorang harus kembali ke sekolah dasar," kata Paolo, 63. Sementara massa demo bersorak dan bernyanyi di sekelilingnya di Washington.
Demo di AS
Sebelumnya, Warga Amerika Serikat melakukan demo besar-besaran di seluruh 50 negara bagian AS. Massa menyerukan 'No Kings' atau bukan raja, sebagai pelampiasan kemarahan atas kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Penyelenggara mengatakan tujuh juta orang menghadiri protes yang digelar dari New York hingga Los Angeles. Demonstrasi juga dilakukan di kota-kota kecil di seluruh wilayah AS dan bahkan di dekat rumah Trump di Florida.
"Beginilah demokrasi!" teriak ribuan orang di Washington dekat Gedung Capitol AS, tempat pemerintah federal ditutup selama minggu ketiga di tengah kebuntuan legislatif, dilansir AFP Minggu (19/10/2025).
"Hei hei ho ho, Donald Trump harus pergi!" kata para pengunjuk rasa, banyak dari mereka membawa bendera Amerika, setidaknya satu di antaranya berkibar terbalik sebagai sinyal keresahan.
Terdapat spanduk warna-warni menyerukan kepada masyarakat untuk "melindungi demokrasi,". Sementara massa aksi lainnya menuntut AS menghapuskan badan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) yang menjadi pusat tindakan keras anti-imigran Trump.
Tonton juga Video Trump: Kurasa Tak Ada yang Bisa Membuatku Masuk Surga
(yld/gbr)