Peraih Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machado menelepon Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (17/10) waktu setempat. Dalam percakapan telepon itu, dia memuji perjuangan melawan "kekuatan totaliter," yang disebut Israel sebagai dukungan atas serangannya di Gaza.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (18/10/2025), dalam postingan yang ditulis di media sosial X, kantor Netanyahu mengatakan bahwa Machado menyampaikan kepada pemimpin Israel tersebut bahwa dia "sangat menghargai keputusan dan tindakan tegasnya selama perang" dan juga memuji "kesepakatan pembebasan para sandera di Gaza."
Namun, dalam unggahan terpisah di X, Machado sama sekali tidak menyebut Israel dan Gaza. Machado merupakan pemimpin oposisi Venezuela yang memenangkan Nobel karena memimpin perlawanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan yang disusun dengan cermat, ia mengatakan rakyat Venezuela tahu bahwa mencapai perdamaian "membutuhkan keberanian, kekuatan, dan kejernihan moral yang luar biasa untuk melawan kekuatan totaliter yang menentang kita."
"Sebagaimana kita memperjuangkan kebebasan dan demokrasi di Venezuela, semua negara di Timur Tengah berhak atas masa depan yang dibangun di atas martabat, keadilan, dan harapan -- bukan ketakutan," imbuh perempuan tersebut.
Namun, Machado secara langsung menyebut "rezim Iran," sebagai "pendukung utama rezim Maduro" yang juga "mendukung kelompok-kelompok seperti Hamas, Hizbullah, dan Houthi."
Presiden sayap kiri Kolombia, Gustavo Petro, seorang kritikus keras Netanyahu, pekan lalu mempertanyakan pemberian Nobel kepada Machado, atas upayanya di masa lalu untuk menghubungi pemimpin Israel tersebut dalam upaya mencari dukungan bagi kampanyenya untuk menggulingkan Maduro.
Venezuela tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pendahulu Maduro, Hugo Chavez, yang beraliran sosialis, memutuskan hubungan dengan Israel pada tahun 2009 sebagai protes atas perang Gaza tahun 2008.
Lihat juga Video: Sosok Maria Corina Machado Peraih Nobel Perdamaian 2025











































