5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Okt 2025 18:28 WIB
Masked militant from the Izzedine al-Qassam Brigades, the military wing of Hamas, waves the green flag of the Islamist group during a protest in support of Palestinian prisoners in Israeli jails, after Friday prayer in Nusseirat refugee camp, central Gaza Strip, Friday, Aug. 18, 2023. A thousand prisoners in Israeli jails started a mass hunger strike Friday in protest over harsh new Israeli prison measures. (AP Photo/Adel Hana)
Potret sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, yang kini didesak melucuti persenjataan mereka (dok. AP/Adel Hana)
Jakarta -

Jenderal militer top Amerika Serikat (AS), Laksamana Brad Cooper, menyerukan Hamas untuk melucuti senjata "tanpa penundaan". Presiden Donald Trump mengatakan Israel bisa melanjutkan operasi militer di Gaza, jika Hamas gagal menerapkan ketentuan yang diatur dalam kesepakatan gencatan senjata.

Cooper, dalam pernyataannya, juga menyerukan Hamas untuk "sepenuhnya" mundur dari Jalur Gaza dan berhenti menembaki warga sipil Palestina di wilayah tersebut.

Sementara itu, Trump mengatakan bahwa "Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakan demikian". Dia mengakui dirinya akan mempertimbangkan untuk memberikan izin bagi dilanjutkannya operasi militer Israel jika Hamas tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (16/10/2025):

- Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

ADVERTISEMENT

Jenderal militer top Amerika Serikat (AS), Laksamana Brad Cooper, menyerukan kelompok Hamas untuk "sepenuhnya" mundur dari Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka "tanpa penundaan". Cooper juga menyerukan Hamas untuk berhenti menembaki warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Seruan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan oleh Cooper, yang secara resmi menjabat sebagai Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), setelah militan Hamas dilaporkan mengeksekusi mati beberapa warga Palestina di Jalur Gaza, yang dituduh sebagai "penjahat" dan membantu militer Israel.

Laporan itu menyebut para petempur Hamas terlibat bentrokan dengan klan Dughmush, rivalnya di Jalur Gaza, hingga mengakibatkan puluhan kematian. Bentrokan berdarah ini terjadi saat gencatan senjata Gaza berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

- Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya akan mempertimbangkan untuk mengizinkan Israel melanjutkan kembali operasi militer di Jalur Gaza, jika kelompok Hamas gagal menerapkan ketentuan yang diatur dalam kesepakatan gencatan senjata.

Hal tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency dan Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan Trump dalam wawancara via telepon dengan media terkemuka AS, CNN, pada Rabu (15/10) waktu setempat.

Ketika ditanya oleh CNN soal apa yang akan terjadi jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menjawab: "Saya akan memikirkannya."

Kemudian dia menambahkan: "Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakan demikian. Jika Israel bisa masuk dan menghajar mereka habis-habisan, mereka akan melakukannya."

- Hamas Akui Telah Serahkan Semua Jasad Sandera yang Bisa Ditemukan

Hamas mengatakan telah menyerahkan semua jenazah sandera yang dapat ditemukan sejauh ini, saat gencatan senjata Gaza berlangsung. Hal itu disampaikan Hamas setelah menyerahkan dua jenazah sandera lainnya kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Rabu (15/10) tengah malam.

Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan ICRC telah menerima dua jenazah lagi di Jalur Gaza.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak 10 Oktober, Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

- Trump Pertimbangkan Serangan Darat terhadap Kartel Narkoba di Venezuela

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan serangan darat menargetkan kartel-kartel narkoba di wilayah Venezuela. Hal ini semakin menambah ketegangan setelah pasukan AS, beberapa waktu terakhir, menyerang kapal-kapal narkoba di lepas pantai Venezuela.

Trump dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (16/10/2025), mengatakan bahwa AS telah membuat kemajuan dalam mencegat pengiriman narkoba via jalur laut. Dia menambahkan bahwa upaya tambahan kini difokuskan pada rute darat.

"Kita tentu saja sedang mempertimbangkan serangan darat sekarang, karena kita telah mengendalikan laut dengan sangat baik," kata Trump saat berbicara kepada para wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, saat ditanya apakah dirinya mempertimbangkan serangan di darat.

- Taliban Eksekusi Mati Pelaku Pembunuhan di Depan Ribuan Orang

Otoritas Taliban yang berkuasa di Afghanistan mengeksekusi mati seorang pria yang dihukum atas dua pembunuhan. Eksekusi mati ini dilakukan di depan umum di wilayah Afghanistan bagian barat.

Mahkamah Agung Afghanistan, seperti dilansir AFP, Kamis (16/10/2025), mengatakan bahwa pria, yang tidak disebut namanya itu, telah dieksekusi mati di depan banyak orang yang berkumpul di sebuah stadion olahraga di wilayah Qala-I-Naw, ibu kota Provinsi Badghis, pada Kamis (16/10) waktu setempat.

Eksekusi mati itu, menurut sejumlah saksi mata yang berbicara kepada jurnalis AFP di kota tersebut, dilakukan dengan metode tembak mati.

Tonton juga video "Trump Tidak Akan Pakai Militer AS untuk Melucuti Senjata Hamas" di sini:

Halaman 3 dari 2
(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads