Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 16 Okt 2025 12:26 WIB
U.S. President Donald Trump points a finger as he delivers remarks in the Roosevelt Room at the White House in Washington, D.C., U.S., July 31, 2025. REUTERS/Kent Nishimura
Presiden AS Donald Trump (dok. REUTERS/Kent Nishimura)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya akan mempertimbangkan untuk mengizinkan Israel melanjutkan kembali operasi militer di Jalur Gaza, jika kelompok Hamas gagal menerapkan ketentuan yang diatur dalam kesepakatan gencatan senjata.

Hal tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency dan Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan Trump dalam wawancara via telepon dengan media terkemuka AS, CNN, pada Rabu (15/10) waktu setempat.

Ketika ditanya oleh CNN soal apa yang akan terjadi jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menjawab: "Saya akan memikirkannya."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dia menambahkan: "Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakan demikian. Jika Israel bisa masuk dan menghajar mereka habis-habisan, mereka akan melakukannya."

ADVERTISEMENT

Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dirinya "harus menahan mereka", merujuk pada militer Israel dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

"Saya sudah bersitegang dengan Bibi," ucapnya, menggunakan nama panggilan akrab untuk Netanyahu.

Dalam apa yang digambarkan oleh CNN sebagai wawancara singkat via telepon, Trump dikutip mengatakan: "Apa yang terjadi dengan Hamas -- itu akan segera diselesaikan."

Lebih lanjut, Trump menegaskan bahwa pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup merupakan hal "yang paling penting", namun Hamas sekarang harus memenuhi komitmennya untuk menyerahkan jenazah-jenazah para sandera yang tewas di Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka.

Jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump sebelumnya menegaskan: "Kita yang akan melucuti senjata mereka."

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak Jumat (10/10) lalu, Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang diyakini masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Senin (13/10) waktu setempat. Sebagai imbalan, Israel membebaskan sebanyak 1.968 tahanan Palestina dari penjara-penjara mereka pada hari yang sama.

Namun dari 28 jenazah sandera yang masih ada di Jalur Gaza, Hamas sejauh ini baru menyerahkan sembilan jenazah sandera kepada Israel, melalui ICRC. Satu jenazah di antaranya yang diserahkan Hamas telah dipastikan oleh Tel Aviv, bukanlah jenazah sandera.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengancam akan melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza, jika Hamas tidak menghormati kesepakatan gencatan senjata. Ancaman ini dilontarkan setelah Hamas menyerahkan dua jenazah sandera lainnya pada Rabu (15/10) tengah malam.

"Jika Hamas menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut, Israel, berkoordinasi dengan Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran dan bertindak untuk mewujudkan kekalahan total Hamas, mengubah realitas di Gaza, dan mencapai semua tujuan perang," tegas Katz dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.

Simak juga Video 'Momen Pidato Trump soal Gaza Diinterupsi di Parlemen Israel':

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads