Menteri garis keras Israel, Itamar Ben Gvir, mengancam akan menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu jika kelompok Hamas tidak dibubarkan.
Ancaman tersebut dilontarkan setelah jajaran menteri dalam pemerintahan Israel menyetujui rencana gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza, yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan ditandatangani dengan Hamas.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (10/10/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Gencatan Senjata, Israel Mulai Tarik Pasukan dari Gaza
Israel telah memulai penarikan pasukan secara bertahap dari Jalur Gaza pada hari Jumat (10/10), menyusul kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas.
Badan pertahanan sipil Gaza mengonfirmasi pada hari Jumat, bahwa pasukan Israel telah mulai mundur dari beberapa wilayah di Gaza, terutama di Kota Gaza dan Khan Younis.
"Pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza," ujar Mohammed al-Mughayyir, seorang pejabat senior di badan tersebut, dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/10/2025).
- Trump Bilang Tak Ada yang Dipaksa Tinggalkan Gaza Usai Gencatan Senjata
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak seorang pun akan dipaksa untuk meninggalkan Jalur Gaza di bawah rencana gencatan senjata yang diusulkannya, yang telah disepakati oleh Israel dan kelompok Hamas.
Trump, seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Jumat (10/10/2025), mengatakan dirinya akan terbang ke Timur Tengah pada akhir pekan. Disebutkan juga oleh Trump bahwa para sandera yang tersisa di Jalur Gaza akan dibebaskan pada Senin (13/10) atau Selasa (14/10) pekan depan.
"Tidak seorang pun akan dipaksa pergi. Justru kebalikannya... Tidak, kami sama sekali tidak ingin melakukan hal itu," tegas Trump ketika ditanya oleh wartawan soal apakah warga Palestina akan dipaksa meninggalkan Jalur Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata itu.
- Pemimpin Oposisi Venezuela Raih Hadiah Nobel Perdamaian
Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2025 pada hari Jumat (10/10).
Ia memenangkan penghargaan tersebut "atas kerja kerasnya yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi bagi rakyat Venezuela dan atas perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran menuju demokrasi," demikian pernyataan Komite Nobel Norwegia dalam kutipannya, dilansir kantor berita Reuters, Jumat (10/10/2025).
Komite Nobel memilih untuk berfokus pada Venezuela saat ini, di tengah pernyataan publik Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berulang kali menyatakan bahwa ia layak menerima Hadiah Nobel Perdamaian.
- Trump Minta NATO Keluarkan Spanyol, Ada Apa?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencetuskan agar aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mempertimbangkan untuk mengeluarkan Spanyol dari keanggotaannya. Ada apa?
Komentar Trump itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/10/2025), rupanya berkaitan dengan perselisihan mengenai anggaran militer negara Eropa Barat tersebut, yang dianggap ketinggalan dibandingkan negara-negara NATO lainnya.
Negara-negara anggota NATO telah menyepakati pada Juni lalu, untuk meningkatkan anggaran militer mereka secara drastis menjadi 5 persen dari produk domestik bruto (PDB), demi memenuhi prioritas utama Trump, yang ingin warga Eropa membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan mereka sendiri.
Baca juga: Trump Minta NATO Keluarkan Spanyol, Ada Apa? |
- Menteri Israel Ancam Gulingkan Netanyahu Jika Hamas Tak Dibubarkan
Menteri garis keras Israel, Itamar Ben Gvir, mengancam akan menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu jika kelompok Hamas tidak dibubarkan.
Ancaman tersebut dilontarkan setelah jajaran menteri dalam pemerintahan Israel menyetujui rencana gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza, yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan ditandatangani dengan Hamas.
Juru bicara pemerintah Israel sebelumnya mengatakan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku dalam waktu 24 jam setelah rapat pemerintah digelar. Setelah periode 24 jam tersebut, para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza akan dibebaskan oleh Hamas dalam waktu 72 jam ke depan.