Dideportasi, Aktivis Global Sumud Flotilla: Kami Diperlakukan Bak Binatang

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 05 Okt 2025 13:47 WIB
Ilustrasi armada Global Sumud Flotilla, yang membawa bantuan ke Gaza. (Foto: REUTERS/Nacho Doce)
Jakarta -

Sebanyak 137 Aktivis Global Sumud Flotilla yang dideportasi dari Israel tiba di Istanbul, Turki. Para aktivis internasional itu mengaku menjadi sasaran kekerasan dan 'diperlakukan seperti binatang'.

Dilansir AFP, Minggu (5/10/2025), Armada Global Sumud Flotilla berlayar sejak bulan lalu untuk mengangkut bantuan ke Gaza yang dilanda perang. Kapal-kapal ini mengangkut bantuan serta para politisi dan aktivis, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg.

Akan tetapi Israel memblokade kapal-kapal tersebut, menahan lebih dari 400 orang yang mulai dideportasi pada hari Jumat. Selanjutnya, dari jumlah tersebut, 137 aktivis dari 13 negara terbang ke Istanbul pada hari Sabtu, di antaranya 36 warga negara Turki.

Para aktivis diterbangkan ke Istanbul dengan pesawat Turkish Airlines yang disewa khusus. Keluarga para aktivis Turki terlihat menunggu kedatangan mereka di ruang VIP di dalam bandara Istanbul, mereka mengibarkan bendera Turki dan Palestina serta meneriakkan "Israel pembunuh".

Para aktivis Turki akan menjalani pemeriksaan medis saat tiba dan akan hadir di pengadilan pada hari Minggu untuk memberikan kesaksian.

Seorang politisi Italia menceritakan momen Israel mencegat kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza tersebut. Ia mengatakan sejumlah kapal terkena meriam air. Kemudian penumpang kapal dibawa ke pantai oleh pasukan Israel.

"Kami dicegat oleh sejumlah besar kapal militer," ujar Paolo Romano, seorang anggota dewan daerah dari Lombardy di Italia, kepada AFP di bandara Istanbul.

"Beberapa kapal juga terkena meriam air. Semua kapal dievakuasi oleh orang-orang bersenjata lengkap dan dibawa ke pantai," kata pria berusia 29 tahun itu.

Romano mengatakan tentara Israel meminta penumpang kapal tersebut berlutut. Militer Israel juga disebut melakukan kekerasan psikologis dan fisik kepada aktivis.

"Mereka memaksa kami berlutut, tengkurap. Dan jika kami bergerak, mereka memukul kami. Mereka menertawakan, menghina, dan memukul kami," katanya.

"Mereka menggunakan kekerasan psikologis dan fisik," lanjutnya.

Romano mengatakan militer Israel juga mencoba memaksa penumpang yang terdiri dari aktivis dan politikus tersebut mengaku memasuki Israel secara ilegal.

"Tapi kami tidak pernah memasuki Israel secara ilegal. Kami berada di perairan internasional dan merupakan hak kami untuk berada di sana," ujarnya.

Kemudian saat tiba di daratan, penumpang armada Global Sumud Flotilla dibawa ke penjara dan ditahan tanpa diizinkan keluar. Selain itu Romano menyebut para penumpang juga tidak diberi air minum kemasan.

"Mereka membuka pintu di malam hari dan meneriaki kami dengan senjata untuk menakut-nakuti kami," katanya.

"Kami diperlakukan seperti binatang," imbuhnya.




(yld/gbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork