Cerita Aktivis Kemanusiaan Gaza soal Kelakuan Israel yang Bikin Miris

Cerita Aktivis Kemanusiaan Gaza soal Kelakuan Israel yang Bikin Miris

Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 06 Okt 2025 06:03 WIB
A ship (R), known as the Family and is part of the Global Sumud Flotilla, is anchored off the coast of the village of Sidi Bou Said on September 9, 2025. Organisers of a Gaza-bound flotilla carrying aid and pro-Palestinian activists said late on September 8, that one of their boats, known as the Family,  was hit by a suspected UAV off the coast of Tunisia, but authorities there said no drones had been detected. (Photo by FETHI BELAID / AFP)
Ilustrasi kapal yang ditumpangi aktivis Global Sumud Flotilla (Foto: AFP/FETHI BELAID)
Jakarta -

Israel mendeportasi sejumlah aktivis Global Sumud Flotilla yang berasal dari beberapa negara. Usai dideportasi, para aktivis internasional itu menceritakan momen saat ditahan Israel, para aktivis mengaku mendapat kekerasan dan 'diperlakukan seperti binatang'.

Dirangkum detikcom dilansir AFP, Senin (6/10/2025), armada Global Sumud Flotilla berlayar sejak bulan lalu untuk mengangkut bantuan ke Gaza yang dilanda perang. Kapal-kapal ini mengangkut bantuan serta para politisi dan aktivis, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg.

Akan tetapi Israel memblokade kapal-kapal tersebut, serta menahan lebih dari 400 orang. Israel sebelumnya pada Jumat (3/10) telah mendeportasi empat aktivis Italia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian pada Sabtu (4/10), Israel mendeportasi 137 aktivis Global Sumud Flotilla dari 13 negara ke Turki. 137 aktivis yang diterbangkan ke Istanbul itu berasal dari beberapa negara seperti Italia, Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Yordania dan negara lainnya, 36 di antaranya merupakan warga negara Turki.

ADVERTISEMENT

Para aktivis diterbangkan ke Istanbul dengan pesawat Turkish Airlines yang disewa khusus. Keluarga para aktivis Turki terlihat menunggu kedatangan mereka di ruang VIP di dalam bandara Istanbul, mereka mengibarkan bendera Turki dan Palestina serta meneriakkan "Israel pembunuh".

Seorang politisi Italia menceritakan momen Israel mencegat kapal Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza tersebut. Ia mengatakan sejumlah kapal terkena meriam air. Kemudian penumpang kapal dibawa ke pantai oleh pasukan Israel.

"Kami dicegat oleh sejumlah besar kapal militer," ujar Paolo Romano, seorang anggota dewan daerah dari Lombardy di Italia, kepada AFP di bandara Istanbul.

"Beberapa kapal juga terkena meriam air. Semua kapal dievakuasi oleh orang-orang bersenjata lengkap dan dibawa ke pantai," kata pria berusia 29 tahun itu.

Romano mengatakan tentara Israel meminta penumpang kapal tersebut berlutut. Militer Israel juga disebut melakukan kekerasan psikologis dan fisik kepada aktivis.

"Mereka memaksa kami berlutut, tengkurap. Dan jika kami bergerak, mereka memukul kami. Mereka menertawakan, menghina, dan memukul kami," katanya.

"Mereka menggunakan kekerasan psikologis dan fisik," lanjutnya.

Romano mengatakan militer Israel juga mencoba memaksa penumpang yang terdiri dari aktivis dan politikus tersebut mengaku memasuki Israel secara ilegal.

"Tapi kami tidak pernah memasuki Israel secara ilegal. Kami berada di perairan internasional dan merupakan hak kami untuk berada di sana," ujarnya.

Kemudian saat tiba di daratan, penumpang armada Global Sumud Flotilla dibawa ke penjara dan ditahan tanpa diizinkan keluar. Selain itu Romano menyebut para penumpang juga tidak diberi air minum kemasan.

"Mereka membuka pintu di malam hari dan meneriaki kami dengan senjata untuk menakut-nakuti kami," katanya.

"Kami diperlakukan seperti binatang," imbuhnya.

Sementara itu aktivis Malaysia, Iylia Balqis (28), mengatakan pencegatan kapal-kapal oleh Israel adalah "pengalaman terburuk".

"Kami diborgol (dengan tangan di belakang punggung), kami tidak bisa berjalan, beberapa dari kami dipaksa berbaring tengkurap di tanah, lalu kami tidak diberi air, dan beberapa dari kami tidak diberi obat," katanya.

Lebih lanjut, Jurnalis Italia Lorenzo D'Agostino, yang berada di atas armada kapal untuk meliput misinya, mengatakan para aktivis diculik di perairan internasional ketika berada 88 kilometer dari Gaza.

"Dua hari yang mengerikan yang kami habiskan di penjara. Kami sekarang bebas berkat tekanan dari publik internasional yang mendukung Palestina," kata Lorenzo D'Agostino.

"Saya sangat berharap situasi ini segera berakhir karena perlakuan yang kami terima sangat biadab," ujarnya.


137 Aktivis Dideportasi

Sebelumnya, Israel mendeportasi 137 aktivis Italia yang ditahan dari armada bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla. Mereka yang dideportasi adalah warga negara Amerika Serikat, Italia, Inggris, Swiss, Yordania dan beberapa negara lainnya.

"137 provokator armada Hamas-Sumud dideportasi hari ini ke Turki," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam postingan X, dilansir kantor berita AFP, Minggu (5/10/2025).

"Israel berusaha untuk mempercepat deportasi semua provokator," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(yld/fca)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads