Medvedev Ingatkan Eropa Risiko Perang dengan Rusia

Medvedev Ingatkan Eropa Risiko Perang dengan Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 29 Sep 2025 17:53 WIB
Deputy head of Russias Security Council Dmitry Medvedev delivers a speech during a session of the educational marathon
Dmitry Medvedev (Sputnik/Yekaterina Shtukina/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights)
Moskow -

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Eropa tidak akan mampu menghadapi perang melawan Rusia. Medvedev memperingatkan jika para pemimpin Eropa melakukan kesalahan dengan memicu perang dengan Moskow, maka hal itu dapat meningkat menjadi konflik dengan senjata pemusnah massal.

Pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters, Senin (29/9/2025), disampaikan Medvedev yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dalam postingan terbaru via Telegram pada Senin (29/9), saat ketegangan meningkat antara Moskow dan negara-negara Eropa anggota aliansi NATO.

Medvedev menyebut Rusia tidak membutuhkan perang semacam itu, termasuk dengan "Eropa tua yang tidak ramah".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka tidak mampu menghadapi perang dengan Rusia," kata Medvedev merujuk pada negara-negara Eropa.

ADVERTISEMENT

"Kemungkinan kecelakaan fatal selalu ada," imbuhnya.

Lebih lanjut, Medvedev mengancam bahwa perang antara Rusia dan Eropa nantinya dapat meningkat menjadi perang melibatkan senjata pemusnah massal.

"Dan konflik semacam itu memiliki risiko yang sangat nyata untuk meningkat menjadi perang dengan menggunakan senjata pemusnah massal," ujarnya memperingatkan.

Pernyataan Medvedev ini disampaikan setelah NATO memamerkan kekuatannya dalam latihan gabungan di perairan Laut Utara pekan lalu. Latihan gabungan tersebut digelar saat Rusia diduga menguji kemampuan pertahanan NATO di sisi timur wilayah aliansi tersebut.

Kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Gerald R Ford, yang merupakan kapal induk terbesar di dunia, diapit oleh 20 kapal militer lainnya dan sekitar 10.000 personel militer dari 13 negara dalam latihan gabungan yang diberi nama Neptune Strike tersebut.

Latihan gabungan NATO itu dilakukan setelah rentetan insiden melibatkan pesawat dan drone Rusia di wilayah-wilayah udara negara-negara Eropa anggota NATO.

Dalam latihan gabungan Neptune Strike tersebut, simulasi serangan udara, penyerbuan kapal, dan pendaratan amfibi menjadi beberapa cara para anggota NATO menunjukkan kekuatan dan koordinasi aliansi mereka dalam menghadapi ancaman.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Cerita Korban Serangan Rusia yang Kini Terbaring di RS"
[Gambas:Video 20detik]
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads