Tangkal Ancaman Rusia, Pasukan NATO Pamer Kekuatan di Laut Utara

Tangkal Ancaman Rusia, Pasukan NATO Pamer Kekuatan di Laut Utara

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 27 Sep 2025 16:51 WIB
F-18E fighter jet take off from aircraft carrier USS Gerald R. Ford as it sails during NATO Neptune Strike 2025 exercise on September 24, 2025 in the North Sea. According to NATO, more than 10,000 sailors, soldiers, aviators and marines from 13 allied nations took part in the large-scale multinational enhanced Vigilance Activity, running from September 22 to 26, 2025 in an area spanning the Mediterranean, Adriatic, North and Baltic Seas. (Photo by Jonathan KLEIN / AFP)
Jet tempur F-18E lepas landas dari kapal induk AS, USS Gerald R Ford, dalam latihan gabungan NATO di Laut Utara (AFP/JONATHAN KLEIN)
Brussels -

Aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memamerkan kekuatannya dalam latihan gabungan di perairan Laut Utara pekan ini. Latihan gabungan ini digelar saat Rusia diduga menguji kemampuan pertahanan NATO di sisi timur wilayah aliansi tersebut.

Sejumlah jet tempur F-18 berjajar di atas kapal induk terbesar di dunia, diapit oleh 20 kapal dan sekitar 10.000 personel militer dari 13 negara.

Beberapa kapal penghancur milik Amerika Serikat (AS) dan kapal-kapal frigate milik Prancis juga Denmark mengawal kapal raksasa USS Gerald R Ford -- kapal induk AS yang merupakan kapal induk terbesar di dunia -- berlayar di laut lepas sebagai bagian dari latihan gabungan NATO yang diberi nama Neptune Strike 25-3.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9/2025).

ADVERTISEMENT

Dalam latihan gabungan tersebut, sejumlah jet tempur siluman F-35 dan jet tempur F-18 mengudara dalam formasi berlian di belakang pesawat E-2 Hawkeye, dalam unjuk kemampuan dan untuk menguji koordinasi mereka di tengah ketegangan tinggi dengan Moskow.

Sehari sebelum latihan digelar, Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan bahwa sebuah pesawat pengintai Rusia mengudara tiga kali di atas kapal frigate Hamburg milik Jerman pada "ketinggian sangat rendah" di Laut Baltik pada 21 September lalu.

"Kami menganggap perilaku ini tidak profesional dan tidak kooperatif," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman.

Latihan gabungan NATO ini dimulai pada hari yang sama ketika, beberapa ratus kilometer jauhnya, sebanyak "tiga atau empat drone besar" mengudara di atas Bandara Kopenhagen, Denmark, yang mengganggu lalu lintas udara.

Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen menyebutnya sebagai "serangan hybrid", dan memperingatkan serangan semacam itu dapat meningkat.

"Kami meyakinkan sekutu-sekutu kami, dan dengan musuh kami atau pihak lainnya... kami membangun pencegahan strategis sebagai sebuah kelompok, sebagai sebuah tim," ucap Komandan Grup Tempur Kapal Induk 12, Laksamana Muda AS Paul Lanzilotta.

Prancis berpartisipasi dalam latihan gabungan Neptune Strike dengan kapal frigatenya, Bretagne, yang dapat menjalankan misi antikapal selam dan antipesawat.

Komandan kapal frigate Prancis tersebut, Kapten Nicolas Simon, menyebut latihan gabungan ini "menyatukan 13 negara NATO di tiga lautan berbeda".

"Ini merupakan cara untuk mengintegrasikan seluruh pasukan NATO dan berlatih dalam latihan tingkat tinggi," sebutnya.

Dalam latihan gabungan Neptune Strike tersebut, simulasi serangan udara, penyerbuan kapal, dan pendaratan amfibi menjadi beberapa cara para anggota NATO menunjukkan kekuatan dan koordinasi aliansi mereka dalam menghadapi ancaman.

Lihat juga Video: Rusia Mulai Waswas oleh Ancaman Nyata NATO

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads