Aksi demo antipemerintah terus terjadi di Peru. Setidaknya 19 orang, termasuk seorang petugas polisi, terluka dalam aksi protes berujung ricuh terhadap pemerintahan Presiden Peru Dina Boluarte dan Kongres.
Dalam aksi yang digelar pada akhir pekan tersebut, ratusan orang turun ke jalan dan berbaris menuju gedung Kongres di pusat ibu kota Peru, Lima di bawah pengawalan ketat polisi.
Dilaporkan kantor berita AFP, Senin (29/9/2025), sekelompok anak muda melemparkan batu, bom molotov, dan kembang api ke arah aparat penegak hukum, yang dibalas dengan gas air mata dan peluru karet.
Koordinator Nasional Hak Asasi Manusia (CNDDHH), sebuah koalisi hak asasi manusia, melaporkan bahwa 18 orang terluka dalam kericuhan tersebut, termasuk seorang jurnalis.
"Seorang polisi menderita luka bakar tingkat pertama akibat bom molotov selama demo yang diselenggarakan oleh berbagai kelompok," lapor Kepolisian Nasional pada hari Sabtu, disertai dengan foto-foto bentrokan di media sosial.
CNDDHH menyalahkan polisi atas kekerasan tersebut.
"Kami menyerukan kepada polisi untuk menghormati hak berunjuk rasa. Tidak ada pembenaran untuk menembakkan gas air mata dalam jumlah besar, apalagi untuk menyerang orang," ujar Mar Perez, pengacara CNDDHH, kepada AFP.
Aksi demo terbaru yang dilakukan oleh ratusan pekerja transportasi dan gabungan pemuda Generasi Z dalam protes terhadap dugaan korupsi dan pemerasan itu, dibubarkan oleh puluhan petugas polisi dengan gas air mata pada Minggu malam waktu setempat.
(ita/ita)