Inggris Cs Akui Palestina, 2 Menteri Israel Desak Pencaplokan Tepi Barat

Inggris Cs Akui Palestina, 2 Menteri Israel Desak Pencaplokan Tepi Barat

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Sep 2025 13:51 WIB
(L) Israeli Finance Minister Bezalel Smotrich attends an inauguration event for Israels new light rail line for the Tel Aviv metropolitan area, in Petah Tikva, Israel, August 17, 2023. (Reuters) and (R) Israels National Security Minister Itamar Ben-Gvir attends a cabinet meeting at the Prime Ministers office in Jerusalem, August 20, 2023. (Reuters)
Menkeu Israel Bezalel Smotrich (kiri) dan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir yang dikenal kontroversial (dok. Reuters)
Tel Aviv -

Dua menteri kontroversial Israel mendesak aneksasi atau pencaplokan Tepi Barat setelah empat negara Barat, yang terdiri atas Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal, memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina.

Pengakuan oleh keempat negara itu, seperti dilansir AFP, Senin (22/9/2025), diumumkan oleh para pemimpin dan pejabat tinggi masing-masing negara pada Minggu (21/9). Langkah itu didasari oleh rasa frustrasi atas perang Gaza dan dimaksudkan untuk mendorong solusi dua negara.

Keputusan keempat negara itu, yang secara tradisional biasanya bersekutu dengan Israel, menyusul lebih dari 140 negara lainnya yang terlebih dahulu mendukung aspirasi Palestina untuk membentuk negara sendiri yang merdeka dari pendudukan Tel Aviv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengakuan oleh Inggris, Kanada, dan Australia atas negara Palestina... membutuhkan tindakan balasan segera: penerapan kedaulatan yang cepat di Yudea dan Samaria, dan pembubaran sepenuhnya Otoritas Palestina," cetus Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, menggunakan nama sebutan Israel untuk Tepi Barat.

ADVERTISEMENT

"Saya bermaksud untuk mengajukan proposal penerapan kedaulatan pada rapat kabinet mendatang," imbuh Ben Gvir yang dikenal kontroversial.

Senada dengan Ben Gvir, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga mencetuskan aneksasi terhadap Tepi Barat. Sosok Smotrich sudah berulang kali menyerukan pencaplokan wilayah Palestina yang diduduki tersebut.

"Masa-masa ketika Inggris dan negara-negara lainnya menentukan masa depan kita telah berakhir. Mandat telah berakhir, dan satu-satunya respons terhadap langkah anti-Israel adalah kedaulatan atas tanah air bersejarah orang-orang Yahudi di Yudea dan Samaria, dan menghapus secara permanen kebodohan negara Palestina dari agenda," kata Smotrich dalam pernyataannya.

"Bapak Perdana Menteri, waktunya sekarang dan ada di tangan Anda," ujarnya, dalam pernyataan yang ditujukan untuk Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

Netanyahu menyebut pengakuan yang diberikan keempat negara itu sebagai "hadiah besar bagi terorisme". Dia juga menegaskan bahwa "Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan".

Dalam pidato di hadapan kabinetnya, Netanyahu menegaskan Israel akan menentang langkah itu dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan depan.

"Kita juga perlu berjuang, baik di PBB maupun di semua arena lainnya, melawan propaganda palsu yang ditujukan kepada kita dan melawan seruan untuk negara Palestina, yang akan membahayakan keberadaan kita dan menjadi imbalan yang absurd bagi teroris," tegasnya.

"Komunitas internasional akan mendengar dari kita tentang masalah ini dalam beberapa hari mendatang," imbuh Netanyahu.

Simak juga Video 'Inggris-Australia Akui Negara Palestina, Hamas Angkat Bicara':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads