Kelompok Hamas mengatakan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan udara Israel di ibu kota Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) waktu setempat. Salah satu korban tewas merupakan anak dari negosiator utama Hamas.
Hamas, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/9/2025), menambahkan bahwa para pemimpin senior mereka yang ada di Doha berhasil selamat dari serangan Israel tersebut.
Otoritas Qatar mengutuk keras serangan Israel terhadap wilayahnya, yang disebutnya menargetkan rumah sejumlah anggota biro politik Hamas yang tinggal di negara tersebut, yang juga menjadi markas kepemimpinan kelompok tersebut.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut tiga pengawal dan seorang ajudan untuk negosiator utama mereka Khalil al-Hayya tewas dalam serangan tersebut. Anak laki-laki Al-Hayya juga tewas dalam serangan Israel itu.
Hamas, dalam pernyataannya, menegaskan "kegagalan musuh untuk membunuh saudara-saudara kita dari delegasi negosiasi".
Kementerian Dalam Negeri Qatar, dalam pernyataan terpisah, menyebut satu anggota pasukan keamanan internalnya tewas dalam serangan Israel, dan beberapa personel keamanan lainnya mengalami luka-luka.
Serangan Israel itu menuai kritikan langka dari Amerika Serikat (AS), sekutu dekatnya, dengan Presiden Donald Trump mengatakan dirinya "tidak senang dengan seluruh situasi ini", meskipun Tel Aviv telah mengabari Washington terlebih dahulu sebelum membombardir Doha.
(nvc/ita)