Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim memerintahkan "penyelidikan menyeluruh" terhadap insiden jatuhnya jet tempur Angkatan Udara negara tersebut di bandara Kuantan, Pahang. Anwar mendoakan pemulihan cepat untuk dua personel militer Malaysia yang mengalami luka-luka dalam kecelakaan tersebut.
Insiden yang terjadi pada Kamis (21/8) malam itu disebut sebagai kecelakaan besar pertama yang melibatkan jet tempur F/A-18D Hornet sejak mulai beroperasi pada tahun 1997.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kecelakaan jet tempur tersebut.
"Otoritas didesak untuk melakukan penyelidikan menyeluruh guna mengidentifikasi penyebab insiden tersebut dan memastikan langkah-langkah keamanan yang tepat telah diambil," kata Anwar dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (22/8/2025).
Dia menambahkan: "Saya mendoakan agar kedua korban luka segera pulih dan segala hal terkait perawatan dan kesejahteraan mereka dimudahkan".
Menurut Angkatan Udara Malaysia, insiden itu terjadi pada Kamis (21/8) malam, sekitar pukul 21.05 waktu setempat, di landasan Bandara Sultan Haji Ahmad Shah di Kuantan, yang berbagi fasilitas dengan pangkalan udara Malaysia.
Kepala Kepolisian Pahang, Yahaya Othman, mengonfirmasi bahwa pilot dan petugas sistem persenjataan yang ada di dalam jet tempur itu berhasil selamat. Disebutkan Othman bahwa kecelakaan itu terjadi saat proses lepas landas.
"Baik pilot dan kopilot telah dibawa ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan untuk pemeriksaan (medis)," ujar Yahaya kepada kantor berita Bernama.
(nvc/ita)