Pemerintah Israel mengumumkan akan membuka kembali sebagian perdagangan sektor swasta dengan Jalur Gaza untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan kemanusiaan. Dalam langkah tersebut, Israel akan mengizinkan masuknya barang-barang secara bertahap dan terkendali ke Jalur Gaza melalui para pedagang lokal.
Langkah terbaru itu, seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (5/8/2025), diumumkan oleh COGAT, yang merupakan badan urusan sipil untuk wilayah Palestina pada Kementerian Pertahanan Israel.
COGAT mengatakan bahwa sebuah mekanisme baru telah disetujui oleh kabinet Israel untuk memperluas cakupan bantuan kemanusiaan, yang memungkinkan masuknya pasokan ke Jalur Gaza melalui sektor swasta.
"Sebagai bagian dari perumusan mekanisme tersebut, sejumlah pedagang lokal terbatas telah disetujui oleh lembaga pertahanan, dengan tunduk pada beberapa kriteria dan pemeriksaan keamanan yang ketat," kata COGAT dalam pernyataannya.
Pernyataan COGAT tersebut menyebutkan bahwa pengiriman dari sektor swasta akan dibayar melalui transfer bank yang dipantau dan akan diperiksa oleh militer Israel sebelum memasuki wilayah Jalur Gaza "untuk mencegah keterlibatan organisasi teroris Hamas".
Barang-barang yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza berdasarkan mekanisme baru tersebut, menurut COGAT, akan mencakup bahan makanan pokok, buah-buahan, sayur-sayuran, susu formula bayi, dan produk-produk kebersihan.
"Ini bertujuan untuk meningkatkan volume bantuan yang masuk ke Jalur Gaza, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pengumpulan bantuan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan organisasi internasional," sebut COGAT dalam pernyataannya.
Belum diketahui secara jelas bagaimana operasi bantuan ini akan berjalan mengingat kerusakan yang meluas di Jalur Gaza.
(nvc/ita)