Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Putri Reema binti Bandar, mengatakan bahwa solusi dua negara yang mengakui Palestina dan Israel adalah "satu-satunya kerangka kerja yang dapat mengakhiri pertumpahan darah, membangun kembali Gaza, dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan."
Ia menekankan bahwa "Kerajaan Arab Saudi telah lama mengadvokasi solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan yang layak menuju perdamaian abadi, yang menjamin martabat dan hak menentukan nasib sendiri bagi Palestina sekaligus membangun fondasi keamanan dan stabilitas bagi Israel dan kawasan."
Dubes Saudi itu menekankan bahwa "Ini bukan sekadar posisi diplomatik; ini adalah kebutuhan moral, strategis, dan praktis yang didasarkan pada keadilan dan upaya mencapai masa depan bersama."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putri Reema menambahkan bahwa komitmen Arab Saudi terhadap perdamaian tertanam dalam visi nasionalnya: "Upaya kami untuk mencapai perdamaian dan keamanan bagi kawasan ini merupakan bagian dari sejarah kami dan inti dari tujuan modernisasi dan pertumbuhan dalam Visi 2030."
Mengacu pada Inisiatif Perdamaian Arab 2002, dia mengatakan, "Kerajaan Arab Saudi telah memperjuangkan resolusi damai selama beberapa dekade... berdasarkan keyakinan bahwa perdamaian di kawasan ini tidak dapat dipisahkan dari keadilan bagi rakyat Palestina."
Solusi dua negara akan menawarkan Israel kesempatan untuk normalisasi dengan negara-negara Arab dengan imbalan pembentukan negara Palestina yang berdaulat, kata Dubes Saudi tersebut.
"Visi ini... menawarkan normalisasi penuh bagi Israel dengan dunia Arab dengan imbalan kenegaraan Palestina. Solusi dua negara penting karena mengatasi akar penyebab konflik: pengingkaran terhadap hak penentuan nasib sendiri Palestina dan ketidakamanan yang memicu ekstremisme di kedua belah pihak," kata Putri Reema.
Konferensi Internasional Tingkat Tinggi tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara tengah berlangsung di New York, Amerika Serikat pada hari Senin (28/7) waktu setempat. Konferensi ini bertujuan menciptakan kerangka kerja konkret untuk mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan meningkatkan prospek perdamaian abadi.
Negara-negara yang berpartisipasi dalam KTT tersebut antara lain Spanyol, Yordania, Indonesia, Italia, Norwegia, Mesir, Inggris, Turki, Meksiko, Brasil, Senegal, Liga Arab, dan Uni Eropa.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut pertemuan tersebut sebagai "titik balik yang menentukan... yang mengkatalisasi kemajuan yang tak terelakkan menuju berakhirnya pendudukan dan mewujudkan aspirasi bersama kita untuk solusi dua negara yang layak."
Tonton juga Video: Trump Mau Ambil Alih Gaza, Liga Arab: Siklus Baru Konflik Intens Arab-Israel