Konflik antara Thailand dan Kamboja memanas. Dua negara tetangga Indonesia itu saling membalas serangan.
Perselisihan Thailand dan Kamboja sudah berlangsung beberapa dekade terakhir. Api konflik kedua negara di sebelah utara Pulau Sumatera itu berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun lalu.
Saling serang militer Thailand dan Kamboja kembali pecah pada 28 Mei di daerah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud karena menjadi perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos. Hari itu, seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Mei lalu, militer kedua negara saling menuduh soal siapa yang memulai tembakan. Militer Thailand dan Kamboja pun sempat terlibat saling serang hingga akhirnya ketegangan mereda pada Minggu, 8 Mei.
Ketegangan belum hilang meski kedua negara sepakat menarik pasukan untuk tidak lagi saling serang. Bara dalam sekam belum padam.
Konflik Berkobar Dipicu Ledakan Ranjau
Konflik militer Thailand dan Kamboja kembali pecah. Sengketa perbatasan kedua negara kembali membara.
![]() |
Sebanyak lima anggota patroli militer Thailand terluka oleh ranjau darat pada Rabu (23/7) sore di area distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani. Pihak Thailand menuduh Kamboja yang memasang ranjau darat tersebut.
Militer Thailand dalam pernyataannya mengatakan bahwa satu tentaranya kehilangan salah satu kakinya akibat ledakan ranjau tersebut, sedangkan beberapa tentara lainnya mengalami cedera telinga dan nyeri dada.
Dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, menyebut penyelidikan oleh militer Thailand menemukan bukti bahwa Kamboja telah memasang ranjau darat baru di area perbatasan yang disengketakan. Tuduhan itu dibantah oleh Phnom Penh.
Sejak peristiwa itu, militer kedua negara pun saling melepaskan serangan. Thailand mengambil langkah dengan membatasi perlintasan perbatasan, sementara Kamboja menghentikan impor barang tertentu.
Kementerian Pertahanan Kamboja, dalam pernyataan pada Rabu (23/7) malam, menyatakan "dengan tegas menolak tuduhan tidak berdasar" yang dilontarkan Thailand.
"Kamboja telah berulang kali mengingatkan pihak Thailand bahwa wilayah-wilayah ini masih mengandung banyak ranjau darat sisa perang di masa lalu, yang belum sepenuhnya dibersihkan," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, dalam pernyataannya.
Serangan Kamboja Tewaskan 12 Warga Thailand
Buntut ledakan ranjau darat, otoritas Thailand mengusir Duta Besar (Dubes) Kamboja dari wilayahnya pada Rabu (23/7). Thailand juga menarik dubes mereka dari Kamboja.
Sementara itu, militer kedua negara juga mulai saling melancarkan serangan. Otoritas Thailand melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan militer Kamboja dalam bentrokan terbaru di area perbatasan.
![]() |
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, melaporkan sebanyak 12 orang dilaporkan tewas, terdiri dari 11 warga sipil dan satu tentara. Dia mengatakan sebanyak 24 warga sipil dan tujuh personel militer mengalami luka-luka.
Para korban terkena serangan di dekat sebuah pom bensin di distrik Kantharalak, Provinsi Sisake, di distrik Kap Choeng, Provinsi Surin area distrik Nam Yuen di Provinsi Ubon Ratchathan dan menghantam distrik Ban Kruad di Provinsi Buriram.
"Militer Thailand mengecam Kamboja karena menggunakan senjata untuk menyerang warga sipil di Thailand. Thailand siap melindungi kedaulatan dan rakyat kami dari tindakan tidak manusiawi," demikian pernyataan militer Thailand.
Thailand Kerahkan Jet Tempur F-16
Sejumlah jet tempur F-16 dikerahkan oleh militer Thailand setelah negara tetangganya, Kamboja, menembakkan roket ke area perbatasan yang menjadi sengketa hingga melukai sejumlah warga sipil. Jet-jet tempur Thailand itu menyerang dua target militer di wilayah Kamboja.
Wakil juru bicara militer Thailand, Ritcha Suksuwanon, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), mengatakan bahwa setidaknya enam jet tempur F-16 telah dikerahkan dari Provinsi Ubon Ratchathani untuk menyerang dua "target militer Kamboja di darat".
![]() |
"Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target-target militer sesuai rencana," sebutnya saat berbicara kepada wartawan.
Kamboja mengecam keras serangan jet tempur F-16 yang dikerahkan Thailand terhadap target-target militer di wilayahnya. Otoritas Phnom Penh menyebut serangan jet tempur F-16 itu sebagai "agresi militer brutal".
Kementerian Pertahanan Kamboja, seperti dilansir Reuters dan The Guardian, Kamis (24/7/2025), mengonfirmasi serangan udara Thailand terhadap wilayahnya, dengan mengatakan bahwa militer Thailand menggunakan sejumlah jet tempur untuk menjatuhkan dua bom di sebuah ruas jalanan.
Lihat juga Video: Perang Thailand-Kamboja, Dasco Minta WNI di Sana Tetap Tenang