Israel menolak kritikan internasional yang semakin meningkat, yang menuduh Tel Aviv berada di balik kekurangan pangan kronis yang memicu kelaparan massal yang kini menyelimuti berbagai wilayah Jalur Gaza. Israel membantah sebagai penyebab kelaparan massal di daerah kantong Palestina tersebut.
Tel Aviv, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), justru menyalahkan kelompok Hamas yang dituding secara sengaja menciptakan krisis kemanusiaan di wilayah Jalur Gaza.
Sebanyak 111 organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM), dalam pernyataan bersama pada Rabu (23/7), menyatakan bahwa "kelaparan massal" sedang menyebar di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prancis, secara terpisah, memperingatkan tentang meningkatnya "risiko kelaparan" yang disebabkan oleh "blokade yang diberlakukan oleh Israel" terhadap wilayah yang dilanda perang selama 21 bulan terakhir.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga turut berkomentar mengatakan bahwa "sebagian besar penduduk Gaza mengalami kelaparan". Dia bahkan menyebut kelaparan massal itu merupakan "buatan manusia", namun tanpa menyebut nama Israel..
"Saya tidak tahu sebagai apa Anda menyebutnya selain kelaparan massal -- dan itu buatan manusia," cetusnya saat berbicara kepada wartawan.
Reaksi keras diberikan Israel atas pernyataan-pernyataan itu, dengan juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, menegaskan Israel tidak memicu kelaparan massal di Jalur Gaza.
"Tidak ada kelaparan yang disebabkan oleh Israel. Ada kekurangan (pasokan) buatan manusia yang diatur oleh Hamas," tegas Mencer dalam pernyataannya.
Lihat juga Video WHO: 1.026 Orang Tewas Saat Berusaha Cari Makan di Gaza
Mencer menuduh Hamas, yang serangan mengejutkan pada 7 Oktober 2023 memicu perang berkepanjangan di Jalur Gaza, telah mencegah distribusi pasokan bantuan kemanusiaan dan menjarah bantuan untuk diri mereka sendiri, atau menjualnya dengan harga yang melambung.
"Bantuan telah mengalir ke Gaza," ucapnya.
Dia juga menyalahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan rekan-rekannya karena gagal mengangkut truk-truk berisi bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya yang telah mendapatkan izin dan menunggu di seberang perbatasan Gaza.
Namun, pernyataan 111 organisasi kemanusiaan dan HAM menyebut bahwa izin yang diberikan Israel masih terbatas, dan koordinasi untuk memindahkan truk-truk dengan aman ke lokasi yang dibutuhkan menjadi tantangan besar di zona perang yang aktif.
Menurut organisasi-organisasi kemanusiaan itu, dalam pernyataan bersama, banyak gudang berisi berton-ton pasokan terbengkalai, dengan orang-orang "terjebak dalam siklus harapan dan putus asa, menunggu bantuan dan gencatan senjata".
Sebanyak 111 organisasi kemanusiaan dan HAM, termasuk Dokter Lintas Batas (MSF), Save the Children, dan Oxfam, yang menandatangani pernyataan bersama itu menyerukan gencatan senjata yang dinegosiasikan segera, pembukaan semua perlintasan perbatasan darat, dan aliran bantuan bebas melalui mekanisme PBB.
Lihat juga Video WHO: 1.026 Orang Tewas Saat Berusaha Cari Makan di Gaza