111 Organisasi Kemanusiaan Sorot Kelaparan Massal Menyebar di Gaza

111 Organisasi Kemanusiaan Sorot Kelaparan Massal Menyebar di Gaza

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 23 Jul 2025 15:59 WIB
Jakarta -

Setidaknya 111 organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa kelaparan massal saat ini sedang menyebar di Gaza. Ini disampaikan pada Rabu (23/7) menjelang kunjungan utusan utama Amerika Serikat ke Eropa untuk membahas kemungkinan gencatan senjata dan koridor bantuan di Gaza.

Israel tengah menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat atas situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di wilayah Palestina. Lebih dari dua juta orang di Gaza menghadapi kekurangan pangan dan kebutuhan pokok yang parah setelah 21 bulan perang di Gaza.

PBB mengatakan pada hari Selasa (22/7), bahwa pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina, yang berusaha mendapatkan bantuan pangan sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung AS dan Israel mulai beroperasi pada akhir Mei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (23/7/2025), sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh 111 NGO, termasuk Dokter Lintas Batas (MSF), Save the Children, dan Oxfam, memperingatkan bahwa "rekan-rekan kami dan mereka yang kami layani semakin lemah".

Kelompok-kelompok kemanusiaan tersebut menyerukan gencatan senjata segera, pembukaan semua perlintasan darat, dan masuknya bantuan secara bebas melalui mekanisme yang dipimpin PBB.

ADVERTISEMENT

Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Amerika Serikat mengatakan utusannya, Steve Witkoff, akan menuju Eropa minggu ini untuk berunding mengenai Gaza. Dia kemudian kemudian akan mengunjungi Timur Tengah.

Witkoff datang dengan "harapan kuat bahwa kami akan mengajukan gencatan senjata serta koridor kemanusiaan untuk mengalirkan bantuan, yang sebenarnya telah disetujui oleh kedua belah pihak," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, kepada para wartawan.

Dalam pernyataan mereka, organisasi-organisasi kemanusiaan tersebut mengatakan bahwa gudang-gudang berisi berton-ton pasokan terbengkalai di luar wilayah tersebut, bahkan di dalam Gaza karena mereka dihalangi untuk mengakses atau mengirimkan barang-barang tersebut.

"Warga Palestina terjebak dalam siklus harapan dan patah hati, menunggu bantuan dan gencatan senjata, hanya untuk kemudian terbangun dan mendapati kondisi yang semakin memburuk," demikian bunyi pernyataan tersebut.

"Ini bukan hanya siksaan fisik, tetapi juga psikologis. Kelangsungan hidup bagaikan fatamorgana," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads