Israel kembali meluncurkan serangan udaranya di Gaza. Serangan itu menewaskan keluarga Al-Shaer yang sedang tertidur dalam keadaan lapar di rumah mereka.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan keluarga tersebut adalah jurnalis lepas Wala al-Jaabari. Keluarga itu berisi suami dan lima orang anak, selain keluarga Al-Shaer, ada 100 orang yang tewas dalam 24 jam serangan Israel itu.
Jenazah mereka dibaringkan dalam kain kafan putih di luar rumah mereka yang dibom, dengan nama mereka ditulis dengan pena. Terlihat darah merembes melalui kain kafan saat mereka terbaring di sana, membuat mereka merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sepupu saya. Dia berumur 10 tahun. Kami menggali mereka dari reruntuhan," kata Amr al-Shaer, sambil memegang salah satu jenazah setelah mengambilnya sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (24/7/2025).
Iman al-Shaer, kerabat lain yang tinggal di dekatnya, mengatakan keluarga itu belum makan apa pun sebelum bom dijatuhkan.
"Anak-anak tidur tanpa makanan," katanya.
Terkait hal ini, militer Israel tidak berkomentar mengenai serangan di rumah keluarga tersebut, tetapi mengatakan bahwa angkatan udaranya telah menyerang 120 target di seluruh Gaza dalam sehari terakhir, termasuk "sel-sel teroris, struktur militer, terowongan, struktur jebakan, dan lokasi infrastruktur teroris lainnya".
Keluarga mengatakan beberapa tetangga selamat hanya karena mereka sedang mencari makanan pada saat serangan terjadi.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 10 warga Palestina lainnya meninggal dalam semalam karena kelaparan. Jumlah total orang yang mati kelaparan saat ini menjadi 111, sebagian besar dari mereka dalam beberapa minggu terakhir ketika gelombang kelaparan menghantam daerah kantong Palestina tersebut.
Seperti diketahui, Israel telah memutus semua pasokan ke Gaza sejak awal Maret dan membukanya kembali pada Mei lalu. Meski begitu, Israel tidak mau disalahkan atas situasi kelaparan parah di Gaza.
Simak juga Video: Israel Salahkan Hamas soal Krisis Kelaparan di Gaza