Korea Utara (Korut) menegaskan siap mengambil aksi militer untuk melawan segala ancaman keamanan terhadap negaranya. Penegasan ini disampaikan saat Pyongyang merasa geram dengan latihan udara gabungan yang digelar Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang baru-baru ini.
Ancaman tersebut, seperti dilansir Reuters dan kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, Senin (14/7/2025), dilontarkan oleh Kementerian Pertahanan Korut pada Minggu (13/7) setelah AS dan kedua sekutunya mengelar latihan pertahanan terbaru pada Jumat (11/7) waktu setempat.
Latihan gabungan itu melibatkan penerbangan sebuah pesawat pengebom strategis B-52 AS di dekat wilayah Korsel dengan dikawal jet-jet tempur ketiga negara tersebut.
Kementerian Pertahanan Korut, dalam pernyataannya yang dirilis melalui kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), mengecam latihan gabungan ketiga negara itu, yang disebutnya sebagai "faktor bahaya utama yang meningkatkan ketegangan militer" di Semenanjung Korea dan wilayah sekitarnya.
"Kami menyatakan keprihatinan serius atas tindakan permusuhan mereka yang terus-menerus melakukan tindakan militer yang provokatif dan mengancam, sementara dengan sengaja mengabaikan masalah keamanan Republik Rakyat Demokratik Korea dan dengan tegas memperingatkan konsekuensi serius yang akan ditimbulkan oleh mereka terhadap situasi regional," kata kepala kantor kebijakan pada Kementerian Pertahanan Korut dalam pernyataannya.
Republik Rakyat Demokratik Korea atau DPRK merupakan nama resmi Korut. Pyongyang yang bersenjata nuklir sebelumnya telah mengeluarkan ancaman serupa.
Pada Jumat (11/7), Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan ketiga negara telah menggelar latihan udara gabungan di perairan internasional di lepas pantai Pulau Jeju dan melibatkan setidaknya satu pesawat pengebom B-52H AS -- pengerahan pertama pesawat pengebom strategis itu di dekat Semenanjung Korea tahun ini.
(nvc/ita)