Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran saat ini tengah mempertimbangkan apakah akan menutup Selat Hormuz, jalur perairan strategis bagi pasokan energi global.
Langkah tersebut menyusul laporan bahwa parlemen Iran telah menyetujui tindakan tersebut, meskipun keputusan akhir belum dibuat.
Media Iran, Press TV mengutip Esmail Kosari, anggota parlemen dan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang mengatakan bahwa penutupan selat tersebut ada dalam agenda dan "akan dilakukan kapan pun diperlukan."
Dilansir Al Arabiya, Senin (23/6/2025), Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Arab dengan Laut Arab, bisa dibilang merupakan rute maritim paling penting bagi transit energi global. Sekitar 20 persen pasokan minyak dan gas alam dunia melewati selat tersebut, yang terletak di antara Iran dan Oman.
Gangguan apa pun terhadap selat ini akan mengirimkan gelombang kejut ke pasar energi global, yang berpotensi memicu lonjakan tajam harga minyak, dan semakin mengganggu stabilitas kawasan yang sudah bergejolak.
Selat ini telah lama menjadi titik api geopolitik. Iran telah mengancam untuk menutupnya di masa lalu, terutama selama periode meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat. Namun, meskipun ada banyak ancaman selama bertahun-tahun, Iran tidak pernah bertindak sejauh itu dengan menutupnya, sebuah tindakan yang secara luas akan dilihat sebagai tindakan eskalasi dengan konsekuensi global.
Yang membuat momen kali ini berbeda adalah konteksnya: perang yang meningkat dengan Israel dan meningkatnya tekanan dari Amerika Serikat.
Penutupan Selat Hormuz - bahkan untuk sementara - dapat membuat harga minyak melonjak dalam semalam. Ancaman gangguan saja sudah sering kali mengguncang pasar, apalagi penutupan yang sebenarnya akan jauh lebih mengganggu stabilitas.
Simak Video 'PBB Dukung AS-Iran Damai: Tapi Perdamaian Tak Bisa Dipaksakan':
Saksikan Live DetikSore:
(ita/ita)