Turki mengecam keras Israel karena mencegat kapal yang berlayar menuju ke Jalur Gaza, yang membawa 12 aktivis internasional termasuk aktivis asal Swedia, Greta Thunberg, pada Senin (9/6). Ankara menyebut langkah Tel Aviv itu sebagai "serangan keji".
Kapal bernama Madleen, yang berbendera Inggris dan dioperasikan oleh kelompok aktivis Freedom Flotilla Coalition (FFC) yang pro-Palestina, berangkat dari Italia pada 1 Juni dengan tujuan mengirimkan bantuan simbolis ke Gaza dan untuk meningkatkan kesadaran akan kekurangan pangan yang terjadi di Jalur Gaza.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Jalur Gaza saat ini sebagai "tempat yang paling dilanda kelaparan di Bumi", dengan seluruh penduduknya berisiko mengalami kelaparan.
"Intervensi oleh pasukan Israel terhadap kapal 'Madleen'... saat berlayar di perairan internasional merupakan pelanggaran hukum internasional yang jelas," sebut Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (9/6/2025).
Ankara menyebut tindakan Israel mencegat kapal Madleen sebagai "serangan keji" oleh pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Disebutkan juga oleh Kementerian Luar Negeri Turki bahwa intervensi semacam itu mengancam keamanan maritim dan "sekali lagi menunjukkan bahwa Israel bertindak sebagai negara teror".
Freedom Flotilla Coalition, dalam pernyataannya, mengatakan militer Israel "mencegat paksa" kapal Madleen di perairan internasional saat mendekati Jalur Gaza, sekitar pukul 03.02 CET atau 0102 GMT.
Kementerian Luar Negeri Israel, dalam penjelasannya, mengklaim telah mengalihkan kapal tersebut ke area pantai Israel, dan mengharapkan orang-orang yang ada di dalam kapal untuk kembali pulang ke negara asal mereka.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video Ketegangan Sebelum Israel Bajak Kapal Madleen Greta Thunberg Cs
(nvc/idh)