Seorang hakim Amerika Serikat (AS) memerintahkan penangguhan sementara terhadap kebijakan Presiden Donald Trump melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuduh pemimpin Prancis, Inggris, dan Kanada ingin membantu Hamas.
Perintah yang dijatuhkan hakim distrik AS Allison Burroughs itu akan menangguhkan kebijakan Trump itu selama dua pekan ke depan. Hakim Burroughs juga menjadwalkan sidang lanjutan pada 27 Mei dan 29 Mei untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam kasus tersebut.
Sementara itu, tuduhan Netanyahu dilontarkan setelah pemimpin ketiga negara Barat itu mengancam "tindakan konkret" jika Israel tidak menghentikan serangannya di Jalur Gaza. Netanyahu menyebut apa yang dilakukan para pemimpin Prancis, Inggris dan Kanada justru membuat Hamas semakin berani.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (24/5/2025):
- Hakim AS Tangguhkan Perintah Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing
Seorang hakim Amerika Serikat (AS) memerintahkan penangguhan sementara terhadap langkah pemerintahan Presiden Donald Trump melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing. Perintah ini dijatuhkan setelah universitas bergengsi itu mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintahan Trump.
Harvard dalam gugatannya menyebut langkah pemerintahan Trump untuk mencabut hak universitas tertua di AS itu dalam menerima mahasiswa asing sebagai "pelanggaran terang-terangan" terhadap Konstitusi AS dan hukum-hukum federal AS lainnya.
Gugatan hukum diajukan oleh Harvard terhadap pemerintahan Trump setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, memerintahkan pencabutan sertifikasi Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran untuk Universitas Harvard yang berlaku untuk tahun ajaran 2025-2026.
- Panas! Netanyahu Tuduh Prancis-Inggris-Kanada Membantu Hamas
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuduh para pemimpin Prancis, Inggris, dan Kanada ingin membantu kelompok Hamas. Tuduhan ini dilontarkan setelah pemimpin ketiga negara Barat itu mengancam "tindakan konkret" jika Tel Aviv tidak menghentikan serangannya di Jalur Gaza.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer, dan PM Kanada Mark Carney dalam pernyataan bersama pada 19 Mei lalu menyatakan mereka "sangat menentang perluasan operasi militer Israel di Gaza".
Pernyataan bersama ketiga pemimpin negara Barat itu juga "menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza dan segera mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza". Ketiga pemimpin juga meminta Hamas "segera membebaskan sandera yang tersisa" di Jalur Gaza.
Lihat juga Video Terpopuler Sepekan: Ledakan Amunisi di Garut hingga Megawati Sindir Ijazah Palsu
(nvc/nvc)