Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menolak menerima pendudukan Rusia di Krimea. Trump menyebut penolakan itu sebagai penyebab kegagalan mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.
Trump mengatakan kesepakatan sebenarnya sudah "sangat dekat", tetapi Zelensky terbukti "lebih sulit" untuk dinegosiasikan.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (24/4/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- PM India Bersumpah Kejar Pelaku Serangan Kashmir hingga ke 'Ujung Bumi'
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi bersumpah akan menghukum semua yang bertanggung jawab atas serangan mengerikan di Kashmir yang menewaskan 26 orang.
"Saya katakan kepada seluruh dunia: India akan mengidentifikasi, melacak, dan menghukum setiap teroris dan pendukungnya," katanya dalam pidato pertamanya sejak serangan hari Selasa lalu di wilayah Himalaya tersebut.
"Kami akan mengejar mereka hingga ke ujung Bumi," tegasnya, dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/4/2025).
- Serangan Rudal Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina, 9 Orang Tewas-60 Luka
Setidaknya sembilan orang tewas dan lebih dari 60 orang luka-luka dalam serangan rudal "besar-besaran" Rusia di Kyiv, ibu kota Ukraina pada Kamis (24/4) dini hari waktu setempat. Ini merupakan salah satu serangan paling mematikan di ibu kota Ukraina selama perang yang telah berlangsung tiga tahun.
Otoritas Ukraina sebelumnya telah mengeluarkan peringatan akan serangan rudal, dan wartawan AFP mendengar ledakan-ledakan di Kyiv.
"Rusia telah melancarkan serangan gabungan besar-besaran di Kyiv," kata layanan darurat negara Ukraina di Telegram, dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/4/2025).
- Yordania Larang Ikhwanul Muslimin, Sita Aset-Tutup Kantor
Pemerintah Yordania resmi melarang Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi paling vokal di negara itu, dan menyita aset-asetnya. Ini dilakukan setelah belasan anggota kelompok itu ditangkap karena terkait dengan rencana sabotase, kata Menteri Dalam Negeri Yordania, Mazen Fraya.
'Tonton juga Video Terpopuler Sepekan: Sidang Hasto Ricuh hingga Macet Horor Tanjung Priok'
Belum ada komentar langsung dari gerakan itu mengenai keputusan yang diumumkan pemerintah Yordania pada Rabu (23/4) waktu setempat. Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (24/4/2025), kelompok tersebut telah beroperasi secara legal di Yordania selama beberapa dekade dan memiliki dukungan akar rumput yang luas di pusat-pusat kota besar dan mempunyai sejumlah kantor di seluruh negeri.
- Presiden Palestina Minta Hamas Serahkan Senjata-Bebaskan Sandera
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta kelompok militan Hamas untuk menyerahkan tanggung jawabnya atas Jalur Gaza dan menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina.
Abbas juga meminta Hamas membebaskan para sandera Israel yang ditawan di Gaza, dan mengubah gerakan tersebut menjadi partai politik.
"Hamas telah memberikan alasan kepada pendudukan kriminal untuk melakukan kejahatannya di Jalur Gaza, yang paling menonjol adalah menahan para sandera," kata Abbas dalam pidatonya pada Rabu (23/4) waktu setempat.
- Zelensky Tolak Akui Kekuasaan Rusia Atas Krimea, Trump Kesal!
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menolak menerima pendudukan Rusia di Krimea. Trump menyebut penolakan itu sebagai penyebab kegagalan mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.
Trump mengatakan kesepakatan sebenarnya sudah "sangat dekat", tetapi Zelensky terbukti "lebih sulit" untuk dinegosiasikan.
Penolakan presiden Ukraina tersebut untuk menerima persyaratan AS untuk mengakhiri konflik "tidak akan menghasilkan apa-apa selain memperpanjang 'medan pembantaian'," ujar Trump.
'Tonton juga Video Terpopuler Sepekan: Sidang Hasto Ricuh hingga Macet Horor Tanjung Priok'