Satu orang tewas dalam serangan terbaru Israel di Lebanon selatan pada Senin (24/3) malam waktu setempat. Media pemerintah Lebanon melaporkan serangan ini terjadi setelah gelombang serangan udara intensif di wilayah tersebut selama akhir pekan.
"Serangan oleh drone musuh Israel terhadap sebuah kendaraan di daerah Qaqaiyat al-Jisr menewaskan satu orang," lapor kantor berita resmi Lebanon, National News Agency (ANI) ), dilansir Al Arabiya dan AFP, Selasa (25/3/2025).
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara di Lebanon selatan pada hari Sabtu lalu, menewaskan delapan orang. Serangan ini dilancarkan usai tembakan roket yang menghantam wilayahnya untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata berlaku pada 27 November.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket tersebut. Menurut sumber militer, serangan itu diluncurkan dari daerah utara Sungai Litani, antara desa Kfar Tebnit dan Arnoun, dekat zona yang dicakup oleh perjanjian gencatan senjata.
Perjanjian gencatan senjata tersebut menetapkan bahwa hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh dikerahkan di sebelah selatan Sungai Litani, sementara kelompok Hizbullah diharuskan membongkar infrastrukturnya dan mundur ke utara sungai tersebut.
Lihat juga Video Netanyahu: Gencatan Senjata di Lebanon Bukan Akhir dari Perang!
Namun, perang tersebut telah sangat melemahkan Hizbullah, yang tetap menjadi sasaran serangan udara Israel meskipun ada gencatan senjata.
Selama akhir pekan lalu, para pejabat Lebanon mengadakan pembicaraan dengan Washington dan Paris untuk mencegah Israel membombardir Beirut, ibu kota Lebanon, kata seorang sumber kepada AFP pada hari Senin (24/3) waktu setempat.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada hari Sabtu lalu, bahwa setelah serangan roket di Metula, sebuah kota di Israel utara, "nasib Metula sama dengan Beirut."
Lihat juga Video Netanyahu: Gencatan Senjata di Lebanon Bukan Akhir dari Perang!