Sebuah drone Rusia menewaskan satu keluarga yang terdiri dari tiga orang di Ukraina selatan pada Jumat (21/3) malam waktu setempat. Ini terjadi sekitar 48 jam sebelum kedua negara mengadakan perundingan dengan Amerika Serikat untuk menghentikan perang tiga tahun tersebut.
Delegasi Rusia dan Ukraina akan mengadakan perundingan terpisah dengan pejabat Amerika Serikat di Arab Saudi pada hari Senin mendatang. Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP, bahwa mereka berharap untuk mengamankan "setidaknya" gencatan senjata sebagian untuk menghentikan serangan udara dan laut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tawaran AS-Ukraina untuk gencatan senjata sepenuhnya dan tanpa syarat. Namun, Putin mengusulkan untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi dan mengatakan bahwa ia telah memberikan "perintah yang sesuai" kepada militernya.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/3/2025), militer Rusia menembakkan 179 drone ke Ukraina dalam rentetan serangan terbarunya pada Jumat (21/3) malam, kata angkatan udara Ukraina pada hari Sabtu (22/3).
Di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, satu keluarga, termasuk seorang gadis remaja, tewas ketika sebuah drone jatuh ke rumah mereka pada Jumat malam waktu setempat.
"Mayat anak perempuan dan ayahnya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. Para dokter berjuang menyelamatkan nyawa sang ibu selama lebih dari 10 jam, tetapi sayangnya, mereka gagal menyelamatkannya," kata gubernur Zaporizhzhia Ivan Fedorov di Telegram.
Seorang fotografer AFP di lokasi salah satu serangan, melihat petugas penyelamat sedang mencari-cari di antara puing-puing bangunan yang hancur, sementara asap dan kabut membubung ke udara.
Lihat juga Video: Rudal-Drone Rusia Hantam Dobropillia, 11 Orang Tewas-30 Terluka