Amerika Serikat (AS) bersumpah akan terus menyerang Houthi yang bermarkas di Yaman, hingga kelompok yang didukung Iran itu menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya.
Penegasan itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (17/3/2025), setelah Houthi mengisyaratkan akan meningkatkan serangan sebagai respons atas serangan mematikan AS baru-baru ini.
Serangan udara AS yang menargetkan Houthi dilaporkan menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak-anak, di wilayah Yaman. Ini menjadi operasi militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari lalu.
Seorang pejabat Washington, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi militer itu mungkin berlanjut selama berminggu-minggu.
"Begitu Houthi mengatakan 'kami akan berhenti menembaki kapal-kapal Anda, kami akan berhenti menembaki drone-drone Anda', operasi (militer) ini akan berakhir. Tetapi sampai saat itu tiba, operasi ini tidak akan pernah berhenti," tegas Hegseth saat berbicara dalam program Fox News "Sunday Morning Futures".
"Ini tentang menghentikan penembakan terhadap aset-aset ... di jalur perairan yang penting itu, untuk membuka kembali kebebasan navigasi, yang merupakan kepentingan nasional inti dari Amerika Serikat, dan Iran telah terlalu lama mendukung Houthi. Mereka sebaiknya mundur," ujarnya.
Dalam tanggapannya, biro politik Houthi menggambarkan serangan AS sebagai "kejahatan perang" dan mengatakan bahwa pasukan Houthi siap untuk "menghadapi eskalasi dengan eskalasi".
Simak Video: AS Klaim Bunuh Banyak Pimpinan Houthi dalam Serangan Besar-besaran!
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)