Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat jenderal top militer AS melalui unggahan di media sosial (medsos) pada Jumat (21/2) malam waktu setempat. Sementara itu, kepala Pentagon mengumumkan pemecatan beberapa perwira senior.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Charles "CQ" Brown atas pengabdiannya selama lebih dari 40 tahun bagi negara kita, termasuk sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan saat ini. Ia adalah pria yang baik dan pemimpin yang luar biasa, dan saya berharap masa depan yang cerah untuknya dan keluarganya," kata Trump dalam unggahan di media sosial Truth, dilansir Al Arabiya, Sabtu (22/2/2025).
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (22/2/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Trump Bilang Putin-Zelensky Harus Bersatu untuk Akhiri Perang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin harus "bersatu" untuk mengakhiri perang berkepanjangan antara Moskow dan Kyiv.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/2/2025), komentar Trump ini menandai perubahan dari sebelumnya saat dia mengkritik Zelensky sebagai "diktator." Trump sebelumnya mengkritik Zelensky setelah presiden Ukraina itu mengeluh bahwa negaranya -- yang diinvasi Rusia pada tahun 2022 -- tak diikutsertakan dalam pembicaraan antara pejabat AS dan Rusia.
"Presiden Putin dan Presiden Zelensky harus bersatu. Karena Anda tahu? Kita ingin menghentikan pembunuhan jutaan orang," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat (21/2) waktu setempat.
- Pentagon Akan Pecat 5.400 Pekerja Sipil Pekan Depan
Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon akan memberhentikan ribuan tenaga kerja sipilnya mulai pekan depan. Demikian diumumkan Pentagon pada Jumat (21/2) waktu setempat, seiring Presiden Donald Trump terus memangkas penggajian pemerintah.
Pemerintahan Trump telah mulai memecat ribuan pekerja federal lainnya yang berada dalam status masa percobaan. Pemangkasan pekerja di Departemen Pertahanan ini - pemberi kerja terbesar di Amerika Serikat - juga akan fokus pada karyawan yang baru-baru ini direkrut.
"Kami mengantisipasi pengurangan tenaga kerja sipil departemen sebesar 5-8 persen untuk menghasilkan efisiensi dan memfokuskan kembali departemen pada prioritas presiden dan memulihkan kesiapan di pasukan," kata Darin Selnick, yang bertugas di bawah Wakil Menteri Pertahanan untuk personel dan kesiapan, dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/2/2025).