Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat sedikitnya 12 pengawas internal pemerintah pada Jumat (24/1) malam waktu setempat. Ini merupakan perombakan terbaru yang dilakukan Trump hanya kurang dari seminggu setelah dilantik menjadi presiden.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (25/1/2025), para inspektur jenderal independen dari sedikitnya 12 lembaga federal tersebut diberitahu tentang pemecatan mereka melalui email dari direktur personalia Gedung Putih. Demikian dilaporkan The Washington Post, mengutip orang-orang yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui tindakan tersebut.
Para inspektur jenderal memiliki peran pengawasan untuk mendeteksi dan mencegah penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan oleh pegawai pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran hukum, peraturan, dan standar etika oleh pegawai, dan melakukan audit kontrak, keuangan, dan kinerja staf.
Menurut laporan The Washington Post, di antara lembaga federal yang terkena dampak pemecatan tersebut adalah departemen pertahanan, departemen luar negeri, dalam negeri, dan energi, serta Badan Perlindungan Lingkungan dan Administrasi Jaminan Sosial.
"Ini adalah pembantaian yang meluas," kata salah satu inspektur jenderal yang dipecat, menurut The Washington Post. "Siapa pun yang Trump tunjuk sekarang akan dipandang sebagai loyalis, dan itu merusak seluruh sistem," cetusnya.
Sebagian besar dari mereka yang dipecat itu ditunjuk oleh Trump selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, demikian dilaporkan The Washington Post.
Senator Demokrat Elizabeth Warren dari Massachusetts menyebut pemecatan itu "pembersihan... di tengah malam."
"Inspektur jenderal bertugas membasmi pemborosan pemerintah, penipuan, penyalahgunaan, dan mencegah pelanggaran," katanya dalam sebuah posting di platform media sosial X.
"Presiden Trump sedang membongkar pengawasan terhadap kekuasaannya dan membuka jalan bagi korupsi yang meluas," cetusnya.
Sebelumnya pada hari Selasa lalu, di hari pertamanya berkuasa, Trump mengumumkan rencana untuk menyingkirkan sekitar 1.000 lawan dari pemerintahan AS.
Pria berumur 78 tahun itu memulai masa jabatan keduanya sebagai presiden dengan serangkaian tindakan eksekutif yang bertujuan untuk merombak kebijakan pemerintah tentang imigrasi, kewarganegaraan, gender, keberagaman, dan iklim -- beberapa di antaranya sedang digugat di pengadilan.
Simak juga Video 'Trump 'Semprot' Zelenky: Jika Bukan Malaikat Harusnya Tak Memicu Perang':