Terungkap, Pembunuh 3 Remaja di Inggris Terobsesi dengan Genosida

Azhar Bagas Ramadhan - detikNews
Kamis, 23 Jan 2025 21:27 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta -

Axel Rudakubana (18) remaja Inggris yang membunuh tiga gadis muda di acara dansa bertema Taylor Swift ternyata terobsesi dengan kekerasan dan genosida. Hal ini diungkap oleh jaksa berdasarkan temuan-temuan.

Dilansir AFP, Kamis (23/1/2025), dua korban di antaranya menderita luka mengerikan yang sulit dijelaskan. Jaksa Deanna Heer menilai hal ini sebagai sifat yang sadis.

Rudakubana dipindahkan dari kursi terdakwa di Liverpool Crown Court tak lama setelah dimulainya hukumannya, setelah berteriak dari kursi terdakwa. Dia mengaku tidak sehat dan menderita nyeri dada.

Setelah Hakim Julian Goose menolak untuk menunda hukuman, Rudakubana berteriak 'jangan lanjutkan'. Hal ini yang mendorong hakim untuk memindahkannya.

Pada hari Senin (19/1), Rudakubana mengakui melakukan pembunuhan di kota Southport di Inggris utara. Aksi kejam itu diikuti oleh kerusuhan nasional selama berhari-hari.

Sebelum Rudakubana mengamuk, Heer mengatakan bahwa dia tidak terinspirasi oleh ideologi politik atau agama apa pun. Dia menyebut Rudakubana mengaku sangat senang karena ketiga korban itu tewas.

"Satu-satunya tujuannya adalah membunuh dan ia menargetkan orang yang paling muda dan paling rentan untuk menyebarkan ketakutan dan kemarahan yang paling besar, yang berhasil ia lakukan," katanya.

"Saat ditahan di kantor polisi setelah insiden itu, Axel Rudakubana terdengar mengatakan 'Untung saja anak-anak itu sudah meninggal, sangat senang, sangat bahagia'," tambahnya.

Heer mengatakan gambar dan dokumen yang ditemukan di komputer di rumahnya menunjukkan bahwa Rudakubana sudah lama terobsesi dengan kekerasan, pembunuhan, dan genosida.

Kerusuhan Usai Aksi Rudakubana

Ribuan polisi antihuru-hara Inggris dikerahkan untuk menghadapi potensi pecahnya kekerasan terbaru saat kerusuhan semakin meluas di negara itu. Kerusuhan yang kini menyelimuti sejumlah wilayah Inggris dipicu oleh penikaman yang menewaskan tiga bocah, yang diwarnai penyebaran informasi keliru.

Seperti dilansir AFP, Rabu (7/8/2024), kelompok-kelompok sayap kanan merencanakan unjuk rasa di lebih dari 30 lokasi, dengan para pengacara imigrasi dan gedung-gedung yang menampung pencari suaka ditetapkan sebagai target utama.

Rencana unjuk rasa yang dibahas via aplikasi pesan Telegram itu bocor ke media Inggris. Sebagai antisipasi, pemerintah Inggris mengerahkan 6.000 polisi spesialis yang dipersiapkan untuk mengatasi kerusuhan, yang disebut sebagai kekacauan terburuk yang terjadi di negara tersebut dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Ratusan orang ditangkap terkait kerusuhan tersebut, dengan lebih dari 100 orang di antaranya telah didakwa atas pelanggaran hukum.

Lihat juga video: Chaos! Kerusuhan di Inggris Pecah Buntut Kasus 3 Bocah Tewas Ditikam






(azh/haf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork