Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir.
Kami mengawali laporan edisi Rabu, 22 Januari 2025 ini dari Amerika Serikat.
Amerika mulai mendeportasi migran tak berdokumen
"Kepala perbatasan" kabinet Donald Trump, Tom Homan, mengatakan operasi baru sudah berjalan untuk melacak dan mendeportasi migran tak berdokumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggerebekan besar-besaran yang direncanakan di Chicago dan kota-kota lain tampaknya ditunda, setelah rencananya bocor.
Namun Tom mengatakan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) telah meluncurkan operasi yang lebih kecil sehari setelah pelantikan Trump.
"Saya tidak akan menyebutnya penggerebekan, tapi operasi penegakan hukum yang ditargetkan," katanya kepada CNN.
"Saya tidak akan memberi tahu lokasi spesifiknya karena alasan keamanan, tetapi ICE kembali melakukan tugasnya efektif hari ini."
Kebakaran di Turki menewaskan puluhan
Kebakaran di hotel resor ski di pegunungan Bolu, Turki, telah menewaskan sedikitnya 76 orang dan memaksa para tamu yang panik untuk melompat keluar jendela pada tengah malam.
Menteri Kesehatan Kemal Memisoglu memperkirakan 51 orang terluka di resor ski Kartalkaya di barat laut Turki.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 3:30 pagi waktu setempat di lantai restoran Grand Kartal Hotel yang berlantai 11.
Pihak berwenang Turki telah menahan empat orang termasuk pemilik hotel.
Beberapa mobil pemadam kebakaran mengepung gedung yang hangus itu, dengan seprai putih diikat bersama dan digantung di salah satu jendela lantai atas tempat para tamu berusaha melarikan diri.
Kepala IDF mengundurkan diri
Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan pengunduran dirinya pada 6 Maret.
Ia mengatakan mundur karena merasa bertanggung jawab atas kegagalan militer dalam mencegah serangan mematikan pada 7 Oktober oleh Hamas.
Dalam surat pengunduran dirinya, ia mengatakan militer di bawah komandonya telah "gagal dalam misinya untuk membela negara Israel
"Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, IDF di bawah komando saya gagal dalam misinya untuk melindungi warga Israel," kata Halevi dalam suratnya.
"Negara Israel membayar harga yang sangat mahal dan menyakitkan β dalam bentuk nyawa manusia, sandera, dan luka pada tubuh dan jiwa.
Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan muncul di pengadilan
Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan membantah memerintahkan militer untuk menyeret anggota parlemen keluar dari parlemen Korea Selatan.
Untuk pertama kalinya, Yoon Suk Yeol hadir di hadapan Mahkamah Konstitusi yang akan menentukan nasibnya.
Setelah tiba-tiba memberlakukan darurat militer pada tanggal 3 Desember, Yoon mengirim pasukan dan polisi untuk mengepung Majelis Nasional.
Yoon, yang merupakan seorang konservatif, sejak itu berpendapat pengiriman pasukannya tidak dimaksudkan untuk menghalangi majelis tetapi sebaliknya.
Ini merupakan peringatan bagi oposisi liberal utama Partai Demokrat, yang telah menggunakan mayoritas legislatifnya untuk menghalangi agendanya, melemahkan rancangan anggarannya, dan memakzulkan beberapa pejabat tingginya.
Simak juga Video 'Jawaban WHO soal Konsekuensi Jika AS Keluar dari Keanggotaan':