Presiden Suriah Bashar al-Assad dikabarkan telah berada Moskow, Rusia, setelah melarikan diri dari Damaskus, ketika kelompok pemberontak menyerbu dan menguasai ibu kota Suriah tersebut, akhir pekan lalu. Tergulingnya rezim Assad ini terjadi setelah pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di bawah pimpinan Abu Mohammed al-Jawlani melakukan serangan besar-besaran mendadak di sejumlah kota di Suriah.
Siapa Abu Mohammed al-Jawlani?
Abu Mohammed al-Jawlani adalah sosok yang pernah membelot dari al-Qaeda dan ISIS. Dia telah dituduh sebagai pelaku pelanggaran HAM. Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat menawarkan hadiah uang senilai US$10 juta (Rp158 miliar) bagi mereka yang bisa menangkap al-Jawlani.
Dilansir BBC, Senin (9/12/2024), nama Abu Mohammed al-Jawlani adalah nama samaran. Adapun nama asli dan tempat asal-usulnya masih diperdebatkan.
Dalam sebuah wawancara dengan PBS, al-Jawlani mengaku bernama asli Ahmed al-Sharaa dan keluarganya berasal dari Golan, Suriah. Ia sendiri lahir di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, tempat ayahnya sempat bekerja. Kemudian dia tumbuh besar di Damaskus, Suriah.
Namun, sejumlah laporan menunjukkan informasi yang berbeda. Al-Jawlani sempat disebut lahir di Deir ez-Zor, Suriah Timur. Dia juga sempat dirumorkan pernah belajar farmasi sebelum menjadi kombatan.
PBB dan Uni Eropa sempat melaporkan bahwa Al-Jawlani lahir pada rentang waktu antara 1975 dan 1979. Adapun Interpol melaporkan ia lahir pada 1979, sementara media As-Safir menyebut ia lahir pada 1981.
Bagaimana al-Jawlani bisa memimpin kelompok militan?
Bergabungnya al-Jawlani dengan kelompok al-Qaeda di Irak diperkirakan terjadi pasca invasi militer koalisi negara-negara pimpinan Amerika Serikat pada 2003. Saat itu invasi militer tersebut menjungkalkan Presiden Irak, Saddam Hussein, serta Partai Baath.
Simak Video 'Komandan Pemberontak Suriah Seusai Gulingkan Assad: Kemenangan Besar!':
(ita/ita)