200 Tentara Disandera, Eks Presiden Bolivia Kesal Pemerintah Tampik Dialog

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 04 Nov 2024 14:36 WIB
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales (dok. JORGE BERNAL/AFP)
La Paz -

Suasana di Bolivia makin panas. Mantan Presiden Evo Morales menuduh pemerintah mengabaikan tawaran dialog terkait unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan para pendukungnya. Aksi protes sejak bulan lalu itu melibatkan pemblokiran jalanan dan penyanderaan sekitar 200 tentara Bolivia.

Tuduhan itu, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), dilontarkan Morales pada Minggu (3/11) atau hari kedua dia melakukan aksi mogok makan, yang nekat dilakukannya demi menuntut pemerintah Bolivia bernegosiasi dengan dirinya.

"Saya meminta dialog segera... dan tanggapan pemerintah adalah menangkap... kawan-kawan dan membawa mereka ke La Paz," ucap Morales dalam wawancara singkat dengan AFP.

Aksi protes yang digelar pendukung Morales sejak bulan lalu bertujuan mencegah penangkapan sang mantan presiden itu atas tuduhan pemerkosaan seorang remaja di bawah umur hingga hamil. Kubu Morales menyebut tuduhan itu direkayasa untuk menggagalkan kembalinya sang mantan presiden ke dunia politik.

Data Kementerian Pembangunan Produktif menunjukkan bahwa setelah blokade jalanan selama 21 hari, kerugian diperkirakan mencapai US$ 2,1 miliar di berbagai sektor.

Pada Jumat (1/11) lalu, menurut Kementerian Luar Negeri Bolivia, para pendukung Morales menyandera lebih dari 200 personel militer di Provinsi Chapare.

Kementerian Pertahanan, dalam tanggapannya, "mengutuk keras pengambilalihan unit militer dengan senjata dan kekerasan". Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal nasib para tentara yang disandera tersebut.

Secara terpisah, Kepolisian Bolivia menangkap 66 orang, yang semakin menambah jumlah puluhan yang telah ditangkap sejak aksi pemblokiran jalan dimulai pada 14 Oktober lalu.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork