Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dirinya akan mengeluarkan permintaan maaf resmi atas perlakuan terhadap anak-anak penduduk asli Amerika, yang secara paksa dipisahkan dari keluarga mereka oleh pemerintah AS dan dimasukkan ke dalam sekolah-sekolah asrama yang penuh kekerasan.
Selama lebih dari 150 tahun, sekolah-sekolah itu berusaha untuk mengasimilasi penduduk asli Amerika secara paksa. Laporan pemerintah baru-baru ini merinci berbagai kasus pelecehan fisik, mental, dan seksual, serta kematian lebih dari 950 anak-anak tersebut.
"Saya akan melakukan sesuatu yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama," kata Biden pada Kamis (24/10) waktu setempat. "Untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada bangsa Indian atas cara kita memperlakukan anak-anak mereka selama bertahun-tahun," imbuhnya, dilansir kantor berita AFP, Jumat (25/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (25/10/2024):
- AS Setujui Penjualan Rudal Antitank Rp 6,8 T ke Arab Saudi
Otoritas Amerika Serikat (AS) menyetujui kemungkinan penjualan rudal antitank jenis TOW 2A dan TOW 2B kepada Arab Saudi, dalam kesepakatan senilai US$ 440 juta, atau setara Rp 6,8 triliun.
Persetujuan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (25/10/2024), diumumkan oleh Pentagon atau Departemen Pertahanan AS dalam pernyataannya pada Kamis (24/10) waktu setempat.
Pentagon menyebut penjualan tersebut akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri AS dan tujuan keamanan nasional dengan membantu "kekuatan stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk".
- Serangan Udara Israel Hantam 2 Rumah di Gaza, 20 Orang Tewas
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan udara Israel menghantam dua rumah di Khan Yunis, kota utama di selatan wilayah Gaza, menewaskan sedikitnya 20 orang.
Juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal mengatakan, sebanyak 14 orang tewas dalam serangan yang menghantam rumah keluarga Al-Fara, dan enam orang lainnya tewas dalam serangan udara terpisah pada hari Jumat (25/10) dini hari waktu setempat itu.
Para petugas medis di kompleks Medis Nasser mengonfirmasi korban di rumah Al-Fara dan merilis nama-nama korban tewas.
- 152 Pengungsi Rohingya Diselamatkan, UNHCR Ucapkan Terima Kasih ke RI
Sebanyak 152 pengungsi Rohingya termasuk perempuan dan anak-anak telah diselamatkan di lepas pantai Indonesia. Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNHCR mengatakan bahwa mereka diselamatkan setelah kapal mereka terkatung-katung di laut selama berhari-hari.
Etnis Rohingya yang sebagian besar Muslim, mengalami penindasan berat di Myanmar. Ribuan orang Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan berbahaya untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (25/10/2024), kapal yang membawa 152 orang itu berlabuh sekitar satu mil (1,6 kilometer) di lepas pantai Kabupaten Aceh Selatan selama berhari-hari, sementara para pejabat memutuskan apakah akan membiarkan mereka mendarat. Namun, mereka akhirnya berhasil diturunkan ke darat pada Kamis sore.
- Ngeri Serangan Drone Turki Hantam Suriah, 27 Warga Sipil Tewas
Serangan drone Turki menghantam wilayah Suriah hingga menewaskan sedikitnya 27 warga sipil dalam 24 jam terakhir. Eskalasi militer ini terjadi menyusul serangan mematikan terhadap sebuah perusahaan pertahanan di dekat Ankara, ibu kota Turki.
Kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Jumat (25/10/2024), melaporkan bahwa pasukan militer Turki "secara dramatis meningkatkan serangan udara dan serangan darat di wilayah Suriah bagian utara dan bagian timur" sejak Kamis (24/10) waktu setempat.
Syrian Observatory, yang memiliki jaringan sumber yang luas di wilayah Suriah, mendokumentasikan 45 serangan drone dan empat serangan jet tempur yang menargetkan sejumlah infrastruktur, termasuk infrastruktur air, listrik dan pom bensin.
- Biden Akan Minta Maaf Atas Kekerasan terhadap Anak-anak Penduduk Asli
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dirinya akan mengeluarkan permintaan maaf resmi atas perlakuan terhadap anak-anak penduduk asli Amerika, yang secara paksa dipisahkan dari keluarga mereka oleh pemerintah AS dan dimasukkan ke dalam sekolah-sekolah asrama yang penuh kekerasan.
Selama lebih dari 150 tahun, sekolah-sekolah itu berusaha untuk mengasimilasi penduduk asli Amerika secara paksa. Laporan pemerintah baru-baru ini merinci berbagai kasus pelecehan fisik, mental, dan seksual, serta kematian lebih dari 950 anak-anak tersebut.
"Saya akan melakukan sesuatu yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama," kata Biden pada Kamis (24/10) waktu setempat. "Untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada bangsa Indian atas cara kita memperlakukan anak-anak mereka selama bertahun-tahun," imbuhnya, dilansir kantor berita AFP, Jumat (25/10/2024).