Kelompok Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik yang menargetkan markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di dekat Tel Aviv. Hizbullah menyebut serangan baru-baru ini terhadap kelompok yang berbasis di Lebanon tersebut, telah direncanakan di markas Mossad itu.
Ini adalah pertama kalinya Hizbullah mengklaim serangan rudal balistik sejak dimulainya pertempurannya yang berlangsung hampir setahun dengan Israel. Pertempuran ini dimulai setelah kelompok Hamas melakukan serangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (25/9/2024):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Israel Bilang Tak Ingin Lakukan Invasi Darat ke Lebanon
Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Danny Danon mengatakan negaranya tidak ingin melancarkan invasi darat ke Lebanon. Hal itu disampaikan ketika militer Tel Aviv terus melancarkan serangan udara terhadap wilayah Lebanon, yang diklaim menargetkan persenjataan Hizbullah.
Rentetan serangan udara yang terus dilancarkan militer Israel sejak Senin (23/9) telah memicu spekulasi soal adanya invasi darat terhadap Lebanon, terutama melawan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, telah menegaskan penolakan terhadap invasi darat yang mungkin dilancarkan Israel ke Lebanon.
- Timur Tengah Membara, Warga AS Protes Dukungan untuk Israel
Para demonstran menggelar aksi protes di beberapa kota di wilayah Amerika Serikat (AS) untuk menentang dukungan militer Amerika kepada Israel. Unjuk rasa ini digelar ketika risiko konflik besar-besaran semakin meningkat di Timur Tengah usai Tel Aviv menggempur Lebanon.
Para aktivis antiperang dalam aksi tersebut bahkan menuntut embargo senjata terhadap Israel, yang merupakan sekutu dekat AS.
Puluhan demonstran berkumpul di Herald Square di New York City pada Selasa (24/9) malam waktu setempat, dengan membawa spanduk bertuliskan "Jangan ganggu Lebanon sekarang" dan "Tidak ada perang AS-Israel di Lebanon".
- Hamas Minta PBB Segera Bertindak untuk Hentikan Perang Gaza
Kelompok Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (24/9) waktu setempat, bahwa mereka mengharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil "tindakan segera" guna mengakhiri perang di Gaza.
"Kami menuntut tindakan segera untuk menghentikan agresi Israel dan perang," kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/9/2024).
Namun, kelompok Palestina itu juga mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata baru. Mereka mengatakan tidak akan goyah dari posisinya "menolak memasuki perundingan baru yang akan memberi (Israel) perlindungan untuk melanjutkan agresinya."
- Inggris Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon: Pergi Sekarang!
Pemerintah Inggris menyerukan semua warganya yang ada di wilayah Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut, ketika pertempuran sengit terus berlangsung antara Israel dan kelompok Hizbullah. London mengerahkan ratusan tentaranya ke Siprus untuk membantu pengungsian warganya tersebut.
Kantor Urusan Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO) mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (25/9/2024), bahwa sekitar 700 tentara Inggris, yang didukung oleh pasukan perbatasan, akan dipindahkan ke Siprus dalam beberapa jam mendatang.
Langkah itu merupakan bagian dari rencana darurat yang diluncurkan London untuk mendukung warga negara Inggris di Lebanon dan kawasan tersebut.
- Memanas! Hizbullah Tembakkan Rudal Balistik ke Markas Besar Mossad
Kelompok Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik yang menargetkan markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di dekat Tel Aviv. Hizbullah menyebut serangan baru-baru ini terhadap kelompok yang berbasis di Lebanon tersebut, telah direncanakan di markas Mossad itu.
Ini adalah pertama kalinya Hizbullah mengklaim serangan rudal balistik sejak dimulainya pertempurannya yang berlangsung hampir setahun dengan Israel. Pertempuran ini dimulai setelah kelompok Hamas melakukan serangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Lebanon setelah sirene berbunyi di Tel Aviv.