Israel Bilang Tak Ingin Lakukan Invasi Darat ke Lebanon

Israel Bilang Tak Ingin Lakukan Invasi Darat ke Lebanon

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 25 Sep 2024 12:13 WIB
Israel UN ambassador Danny Danon addresses the
Dubes Israel untuk PBB Danny Danon (REUTERS/Caitlin Ochs/File Photo Purchase Licensing Rights)
New York -

Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Danny Danon mengatakan negaranya tidak ingin melancarkan invasi darat ke Lebanon. Hal itu disampaikan ketika militer Tel Aviv terus melancarkan serangan udara terhadap wilayah Lebanon, yang diklaim menargetkan persenjataan Hizbullah.

Rentetan serangan udara yang terus dilancarkan militer Israel sejak Senin (23/9) telah memicu spekulasi soal adanya invasi darat terhadap Lebanon, terutama melawan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.

Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, telah menegaskan penolakan terhadap invasi darat yang mungkin dilancarkan Israel ke Lebanon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki pengalaman di Lebanon di masa lalu. Kami tidak ingin memulai invasi darat di mana pun," ucap Danon ketika serangan udara Israel terhadap Lebanon semakin intensif yang memicu kekhawatiran akan meluasnya perang di Timur Tengah.

"Kami tidak ingin mengirimkan prajurit kami untuk berperang di negara asing, namun kami bertekad untuk melindungi warga sipil Israel," tegas Danon saat berbicara kepada wartawan di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dilansir AFP, Rabu (25/9/2024).

ADVERTISEMENT

"Kami lebih memilih solusi diplomatik. Jika tidak berhasil, kami menggunakan metode-metode lainnya untuk menunjukkan kepada pihak lainnya bahwa kami serius," cetusnya.

Pernyataan itu disampaikan Danon saat para pemimpin dunia berkumpul di New York, Amerika Serikat (AS), untuk menghadiri pertemuan puncak Majelis Umum PBB yang digelar pekan ini.

Simak Video 'Dampak Serangan Israel yang Diklaim Sasar Komandan Hizbullah':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Pada Senin (23/9) waktu setempat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah selatan dan timur Lebanon.

Sehari setelahnya, atau pada Selasa (24/9), Tel Aviv mengatakan pasukan militernya melancarkan serangan baru secara "ekstensif", termasuk serangan di pinggiran selatan Beirut yang dilaporkan berhasil menewaskan komandan pasukan roket Hizbullah.

Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad melaporkan sedikitnya 558 orang tewas, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan, akibat rentetan serangan di negara tersebut sejak awal pekan ini.

Prancis, salah satu negara anggota Dewan Keamanan PBB, menyerukan digelarnya pertemuan darurat membahas krisis di Lebanon. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, secara terpisah, memperingatkan bahwa situasi di Lebanon berada di ambang kehancuran.

"Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon berada di tepi jurang," sebutnya.

Dia juga memperingatkan "kemungkinan Lebanon berubah menjadi Gaza lainnya", yang saat ini situasinya, menurut Guterres, bagaikan "mimpi buruk yang tiada henti".

Simak Video 'Dampak Serangan Israel yang Diklaim Sasar Komandan Hizbullah':

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads