Pemimpin Hamas Tegaskan Siap untuk Perang Lama di Gaza

Pemimpin Hamas Tegaskan Siap untuk Perang Lama di Gaza

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 17 Sep 2024 12:10 WIB
Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin politik barunya menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas terbunuh di Teheran. Ini sosoknya.
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar (Foto: AP/Adel Hana)
Jakarta -

Perang Gaza telah berlangsung hampir setahun. Pemimpin Hamas Yahya Sinwar menegaskan bahwa kelompok Palestina itu memiliki sumber daya untuk mempertahankan perjuangannya melawan Israel, dengan dukungan dari sekutu-sekutu regional yang didukung Iran.

Sinwar, yang bulan lalu menggantikan pemimpin Hamas yang terbunuh Ismail Haniyeh, mengatakan dalam sebuah surat kepada sekutu kelompok itu, Houthi di Yaman: "Kami telah mempersiapkan diri untuk berperang dalam perang gesekan yang panjang".

Dilansir kantor berita AFP, Selasa (17/9/2024), Sinwar, dalam suratnya kepada Houthi, mengancam bahwa kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran di Gaza dan di tempat lain di wilayah itu akan "mematahkan keinginan politik musuh" setelah lebih dari 11 bulan perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Upaya gabungan kami dengan Anda dan dengan kelompok-kelompok di Lebanon dan Irak akan mematahkan musuh ini dan mengalahkannya", kata Sinwar.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, setelah berbulan-bulan upaya mediasi menuju kesepakatan gencatan senjata Gaza yang sulit dipahami, Amerika Serikat bekerja "dengan cepat" pada proposal baru untuk menjembatani kesenjangan yang tersisa antara Israel dan Hamas.

ADVERTISEMENT

Miller mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan membahas upaya gencatan senjata dengan para pejabat Mesir dalam kunjungannya minggu ini.

Ia mengatakan bahwa tuntutan Israel untuk mempertahankan pasukan di perbatasan Gaza-Mesir dan rincian tentang pembebasan tawanan tetap menjadi poin utama yang diperdebatkan.

"Blinken akan membahas upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza yang menjamin pembebasan semua sandera, meringankan penderitaan rakyat Palestina, dan membantu membangun keamanan regional yang lebih luas," kata Miller dalam sebuah pernyataan.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Hamas, yang serangannya pada 7 Oktober memicu perang di Gaza, "tidak lagi ada" sebagai formasi militer di Gaza.

Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Gaza, mengakibatkan kematian 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Para militan juga menangkap 251 sandera, 97 orang di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 33 sandera yang menurut militer Israel telah tewas.

Serangan balasan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 41.226 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas itu, yang tidak memberikan rincian kematian warga sipil dan militan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads