Horor Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter Picu Kemarahan di India

Horor Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter Picu Kemarahan di India

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 18 Agu 2024 21:01 WIB
Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Seorang Dokter Magang Picu Protes di India
Demo terkait kasus pemerkosaan dan pembunuhan dokter di India (Foto: DW News)
New Delhi -

Pemerkosaan dan pembunuhan mengerikan terhadap seorang dokter wanita yang sedang istirahat di rumah sakit di India memicu kemarahan publik. Demo hingga mogok nasional dilakukan dokter se-India sebagai bentuk protes terhadap peristiwa itu.

Dilansir AFP, mogok kerja massal para dokter itu dilakukan di berbagai wilayah India dan semakin meluas pada Sabtu (17/8/2024) waktu setempat. Mereka memprotes pemerkosaan dan pembunuhan biadab terhadap seorang dokter magang di Kolkata.

Jenazah dokter wanita berusia 31 tahun itu ditemukan dalam kondisi berlumuran darah pada 9 Agustus 2024 di dalam rumah sakit RG Kar Medical College yang dikelola pemerintah di Kolkata. Mayat dokter wanita itu ditemukan di dalam ruang seminar di rumah sakit terebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban pergi ke ruang itu untuk beristirahat setelah menjalani sif kerja selama 36 jam. Hasil autopsi terhadap jenazah korban mengonfirmasi adanya pemerkosaan.

Dalam petisi ke pengadilan setempat, orang tua korban mengatakan mereka mencurigai putri mereka diperkosa oleh banyak orang. Para dokter dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit pemerintah di beberapa negara bagian India telah menghentikan layanan elektif atau operasi nondarurat 'tanpa batas waktu' sejak Senin (12/8) waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Banyak serikat medis, baik dalam sistem pemerintah maupun swasta, yang mendukung aksi mogok kerja massal tersebut. Asosiasi Medis India (IMA) terus memperluas aksi protes, terutama mogok kerja para dokter, dengan 'penarikan layanan secara nasional' selama 24 jam dan penangguhan semua prosedur nonesensial.

"Kami meminta pengertian dan dukungan bangsa dalam perjuangan keadilan bagi para dokter dan anak-anak perempuan," ujar Pimpinan IMA, RV Asokan, dalam pernyataannya.

IMA menyebut pembunuhan dokter wanita di Kolkata itu 'biadab'. Mereka meminta perubahan menyeluruh dalam aturan untuk melindungi dokter.

"Tugas shift selama 36 jam yang dijalani korban dan kurangnya tempat yang aman untuk beristirahat, memerlukan perombakan menyeluruh terhadap kondisi tempat kerja dan kehidupan para dokter residen," cetus IMA dalam pernyataannya.

Ribuan orang juga menggelar aksi menyalakan lilin sejak malam hingga Sabtu (17/8) dini hari waktu setempat di Kolkata. Mereka membawa poster berisi protes kepada pemerintah agar memberi perlindungan lebih bagi semua pihak.

"Tangan yang menyembuhkan, tidak seharusnya berdarah," demikian bunyi salah satu poster yang dibawa oleh salah satu demonstran di Kolkata.

"Sudah cukup," bunyi poster lainnya yang dibawa demonstran dalam aksi yang dipimpin para dokter di ibu kota New Delhi.

Polisi Tangkap Seorang Pria

Dilansir BBC, Minggu (18/8/2024), polisi telah menangkap seorang pekerja sukarela di rumah sakit tersebut. Kasus ini telah dilimpahkan dari kepolisian setempat ke Biro Investigasi Pusat (CBI) India usai ramai protes karena penanganan kasus yang lambat.

Para dokter telah menyerukan 'investigasi yang cermat dan profesional' atas pembunuhan dan penuntutan mereka yang terlibat dalam vandalisme, serta kompensasi bagi keluarga wanita tersebut. Lebih banyak insiden pemerkosaan telah menjadi berita utama di India sejak kematian dokter tersebut dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah mengatakan bahwa 'perilaku mengerikan terhadap wanita harus dihukum berat dan segera'.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Penangkapan pria yang diduga terkait kasus itu tak menghentikan kemarahan publik. Kemarahan publik pun terus meluas lewat media sosial.

Sejumlah media sosial menuliskan apa yang mereka sebut sebagai laporan autopsi yang menyebut tubuh korban ditemukan dengan luka parah serta ditemukan 150 mg sperma dalam tubuh korban. Laporan itu disebut menunjukkan dugaan pemerkosaan dilakukan lebih dari satu orang.

Meski demikian, polisi India telah membantah narasi yang beredar itu. Polisi meminta publik mempercayakan proses pengusutan kasus kepada CBI.

Komisaris polisi Benggala Barat, Vineet Goyal, menepis rumor pihaknya menyampaikan kepada keluarga bahwa dokter tersebut tewas akibat bunuh diri. Dia mengatakan 'unnatural death' yang disampaikan pihaknya berarti seseorang tewas akibat penyebab tidak natural, seperti dibunuh, kecelakaan atau bunuh diri.

"Kasus kematian tidak wajar adalah proses alami. Pembunuhan adalah kematian tidak wajar. Jika tidak ada pengaduan langsung, Anda harus melakukan penyelidikan. Penyelidikan didahului oleh kasus kematian tidak wajar. Jadi, saya tidak mengerti mengapa dikatakan bahwa dengan mendaftarkan kasus kematian tidak wajar, kami disebut ingin menutup-nutupi masalah tersebut dan membuatnya tampak seperti kasus bunuh diri," ujar Goyal seperti dilansir Times of India dan NDTV.

Dia juga menepis informasi soal adanya 150 mg sperma di tubuh korban. Dia mengklaim laporan itu salah.

"Mengapa rumor terus beredar hingga sekarang? Adalah salah bahwa kami memberi tahu keluarga korban bahwa dia telah bunuh diri. Adalah salah bahwa 150 mg sperma ditemukan di tubuhnya," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads