Perintah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk "menghukum" Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, akan dilaksanakan "dengan cara sebaik mungkin". Hal ini disampaikan oleh Komandan Militer Iran.
"Perintah Khamenei mengenai hukuman berat terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh adalah jelas dan gamblang," lapor kantor berita Iran, Tasnim, mengutip pernyataan Ali Fadavi, wakil kepala komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dilansir Al Arabiya, Sabtu (10/8/2024).
"Perintah Pemimpin Tertinggi akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," kata Fadavi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak pembunuhan komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, Lebanon dan Haniyeh di Teheran, Iran, minggu lalu, Timur Tengah berada dalam siaga tinggi. Iran dan proksi-proksi regionalnya, termasuk Hizbullah di Lebanon, menyalahkan Israel atas serangan-serangan tersebut dan bersumpah untuk membalas.
Otoritas Israel mengonfirmasi bahwa mereka berada di balik serangan terhadap Shukr, tetapi belum mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
![]() |
Sebelumnya, dalam pernyataan yang dibuat tak lama setelah kematian Haniyeh, Khamenei mengatakan bahwa Iran berkewajiban untuk membalas kematian pemimpin Hamas tersebut, mengingat kematian tersebut terjadi di tanah Iran.
Saat kejadian, Haniyeh berada di Teheran, ibu kota Iran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat telah mengatakan bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan terhadap Shukr maupun serangan terhadap Haniyeh, tetapi secara pribadi mengakui bahwa Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh.
Pemerintah Iran juga telah menegaskan pihaknya tidak mempunyai pilihan selain memberikan respons terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh yang terjadi di wilayahnya. Teheran menyatakan pihaknya memiliki hak melekat untuk melancarkan pembalasan atas kematian Haniyeh.
Dilansir Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), penegasan ini disampaikan oleh pelaksana tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Bagheri-Kani saat menghadiri pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada Rabu (7/8) waktu setempat.
"Dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) terhadap agresi dan pelanggaran-pelanggaran oleh rezim Israel, Republik Islam Iran tidak mempunyai pilihan selain menggunakan hak yang melekat untuk pertahanan yang sah terhadap tindakan rezim ini," tegasnya.