Yahya Sinwar Diburu Israel Sejak Lama, Ada Imbalan Rp 6,4 M

Yahya Sinwar Diburu Israel Sejak Lama, Ada Imbalan Rp 6,4 M

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 07 Agu 2024 13:10 WIB
Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin politik barunya menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas terbunuh di Teheran. Ini sosoknya.
Pemimpin biro politik Hamas yang baru, Yahya Sinwar (dok. AP/Adel Hana)
Tel Aviv -

Yahya Sinwar yang kini menjabat pemimpin biro politik Hamas, menggantikan mendiang Ismail Haniyeh, telah sejak lama menjadi buruan utama Israel. Sosok Sinwar diyakini sebagai salah satu dalang serangan mematikan Hamas terhadap negara Yahudi itu pada Oktober tahun lalu.

Kelompok Hamas, yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, mengumumkan pada Selasa (6/8) bahwa Sinwar ditunjuk menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin biro politik mereka. Sinwar sebelumnya menjabat sebagai pemimpin Hamas untuk wilayah Jalur Gaza.

Israel menuduh Sinwar sebagai salah satu dalang serangan Hamas tahun lalu, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza. Namanya masuk dalam daftar militan yang paling diburu oleh Tel Aviv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sinwar yang selalu bersembunyi di Jalur Gaza, telah beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan yang didalangi Israel sejak dimulainya perang.

Akhir tahun 2023 lalu, seperti dilansir media lokal Israel, The Times of Israel, Rabu (7/8/2024), militer Israel menawarkan imbalan yang nilainya fantastis untuk informasi soal keberadaan Sinwar dan para komandan Hamas lainnya yang sedang mereka buru.

ADVERTISEMENT

Imbalan itu ditawarkan kepada setiap warga Gaza yang terus digempur serangan militer Israel. Tawaran imbalan itu tercantum dalam selebaran yang disebarkan Israel di wilayah Jalur Gaza, yang fotonya beredar luas di media sosial pada saat itu.

Selebaran tersebut juga mencantumkan foto para pemimpin dan komandan Hamas yang sedang diburu oleh militer Israel.

Disebutkan dalam selebaran militer Israel pada saat itu bahwa hadiah uang sebesar US$ 400 ribu, atau saat ini setara dengan Rp 6,4 miliar, ditawarkan untuk warga Gaza yang mampu memberikan informasi soal keberadaan Sinwar.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sosok Sinwar selama ini dikenal lebih misterius dibandingkan mendiang Haniyeh yang menjadi wajah Hamas dalam upaya diplomasi internasional. Sinwar diyakini selalu bersembunyi di jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang luas di Jalur Gaza sejak perang melawan Israel berkecamuk tahun lalu.

Sinwar mengambil alih kendali atas Hamas di Jalur Gaza sejak tahun 2017 lalu, atau beberapa tahun setelah dia dibebaskan dari penjara Israel bersama lebih dari 1.000 tahanan Palestina lainnya. Pembebasan itu merupakan bagian dari pertukaran dengan pembebasan tentara Israel, Gilad Shalit, yang ditahan Hamas.

Sinwar juga dikenal dengan retorika yang berapi-api dan dukungannya atas rentetan serangan teror di Israel juga Tepi Barat. Dia dituduh mengawasi persiapan dan perencanaan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

Selain untuk Sinwar, selebaran yang disebarkan militer Israel pada akhir tahun lalu juga menawarkan imbalan untuk para komandan Hamas lainnya, termasuk Mohammed Deif yang merupakan komandan sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam.

Israel mengklaim Deif tewas dalam serangannya di Jalur Gaza pada Juli lalu, namun Hamas telah membantah klaim tersebut.

Berikut besaran imbalan yang ditawarkan militer Israel untuk sejumlah pejabat dan komandan Hamas yang mereka buru:

- Imbalan US$ 400 ribu (saat ini setara Rp 6,4 miliar) untuk informasi keberadaan Yahya Sinwar yang sebelumnya menjabat pemimpin Hamas di Jalur Gaza

- Imbalan US$ 300 ribu (saat ini Rp 4,8 miliar) untuk informasi keberadaan Muhammed Sinwar, saudara laki-laki Yahya Sinwar, yang menjabat komandan brigade wilayah selatan Hamas

- Imbalan US$ 200 ribu (saat ini Rp 3,2 miliar) untuk informasi keberadaan Rafaa Salameh yang merupakan komandan batalion Hamas di Khan Younis

- Imbalan US$ 100 ribu (saat ini setara Rp 1,6 miliar) untuk informasi keberadaan Mohammed Deif yang merupakan komandan sayap bersenjata Hamas

Nama Deif berada dalam daftar buronan paling dicari Israel selama lebih dari 25 tahun karena keterlibatannya dalam perencanaan dan pelaksanaan sejumlah besar serangan Hamas. Israel diketahui sudah tujuh kali berusaha membunuh Deif namun selalu berujung kegagalan.

Selebaran yang disebarkan oleh militer Israel itu juga mencantumkan nomor telepon dan kontak pada aplikasi Telegram, dengan Angkatan Bersenjata Israel atau IDF menjamin kerahasiaan si pelapor.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads