Caracas -
Koalisi oposisi Venezuela menolak kemenangan pilpres yang diklaim Presiden Nicolas Maduro dan diumumkan oleh badan pemilu yang loyal dengan pemerintah Caracas. Oposisi mengklaim balik bahwa capres yang diusungnya memperoleh 70 persen suara, bukan 44 persen suara seperti diumumkan badan pemilu.
Seperti dilansir AFP, Senin (29/7/2024), koalisi oposisi Venezuela mengusung Edmundo Gonzalez Urrutia, seorang mantan diplomat berusia 74 tahun yang tidak terlalu populer, sebagai capres dalam pilpres yang digelar pada Minggu (28/7) waktu setempat.
Elvis Amoroso selaku presiden badan pemilu Venezuela, CNE, yang loyal pada pemerintah, telah mengumumkan kepada wartawan bahwa Maduro memperoleh 51,2 suara pemilih, sedangkan Urrutia mendapatkan 44,2 persen suara pemilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koalisi oposisi Venezuela menolak angka-angka yang diumumkan oleh badan pemilu loyalis Maduro tersebut, dan bersikeras menyatakan Urrutia telah memperoleh 70 persen suara pemilih dalam pemungutan suara pada akhir pekan.
"Kami ingin mengatakan kepada seluruh rakyat Venezuela dan kepada dunia bahwa Venezuela telah memiliki presiden terpilih yang baru dan dia adalah Edmundo Gonzalez Urrutia," tegas pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, kepada wartawan setempat.
"Kami menang," ucapnya.
Hasil pilpres yang diumumkan CNE itu mementahkan jajak pendapat yang sebelumnya memprediksi Urrutia akan mengungguli Maduro.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Sejumlah jajak pendapat independen memprediksi pemungutan suara pada Minggu (28/7) waktu setempat bisa mengakhiri 25 tahun "Chavismo", gerakan populis yang dibentuk oleh pendahulu dan mentor sosialis Maduro, mendiang Hugo Chavez.
Urrutia maju sebagai capres oposisi menggantikan Machado yang didepatk oleh otoritas Caracas dari pencalonan presiden. Namun Machado masih berkampanye secara luas untuk Urrutia.
Sementara itu, Maduro yang berusia 61 tahun telah mengklaim kemenangannya saat berbicara di hadapan para pendukungnya yang berkumpul di halaman Istana Kepresidenan Venezuela usai pengumuman dari badan pemilu setempat.
Dengan kemenangan ini, maka Maduro akan kembali menjabat Presiden Venezuela untuk periode ketiga selama enam tahun ke depan.
"Saya bisa mengatakan, di hadapan rakyat Venezuela dan dunia, saya adalah Nicolas Maduro Moros, Presiden Republik Bolivarian Venezuela yang terpilih kembali," cetus Maduro dalam pidato kemenangannya.
"Akan ada perdamaian, stabilitas, dan keadilan. Perdamaian dan penghormatan terhadap hukum," tegasnya.
Sejak tahun 2013, Maduro memimpin Venezuela yang dulunya kaya raya ini, dengan PDB negara ini anjlok sebesar 80 persen dalam satu dekade terakhir yang mendorong lebih dari 7 juta warganya, dari total 30 juta jiwa penduduknya, untuk beremigrasi.
Selama berkuasa, Maduro dituduh memenjarakan para pengkritiknya dan melecehkan oposisi di tengah meningkatnya otoritarianisme di negara tersebut.
Sebelumnya, Maduro pernah memperingatkan akan terjadinya "pertumpahan darah" jika dirinya kalah dalam pilpres.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini