Hamas Sepakat dengan Fatah Bentuk Pemerintahan Rekonsiliasi Usai Perang

Hamas Sepakat dengan Fatah Bentuk Pemerintahan Rekonsiliasi Usai Perang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 23 Jul 2024 13:36 WIB
A Pro-Palestinian supporter waves a Palestinian flag during a National March for Palestine in central London on February 17, 2024. The health ministry in Hamas-run Gaza said on February 17, 2024 that at least 28,858 people have been killed in the territory during the war between Palestinian militants and Israel. The war was triggered by Hamass October 7 attack on Israel, which resulted in the deaths of around 1,160 people, according to an AFP tally based on official figures. (Photo by JUSTIN TALLIS / AFP)
Ilustrasi bendera Palestina (Foto: AFP/JUSTIN TALLIS)
Jakarta -

Kelompok milisi Palestina, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani sebuah kesepakatan di Beijing, China dengan organisasi-organisasi Palestina lainnya, termasuk saingannya Fatah untuk bekerja sama demi "persatuan nasional". Pemerintah China menyebutnya sebagai kesepakatan untuk memerintah Gaza bersama-sama setelah perang berakhir.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang menjadi tuan rumah bagi para pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzuk, utusan Fatah Mahmud al-Aloul dan utusan dari 12 kelompok Palestina lainnya, mengatakan mereka telah sepakat untuk membentuk "pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara" untuk memerintah Gaza pascaperang.

"Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk persatuan nasional dan kami mengatakan bahwa jalan untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional. Kami berkomitmen terhadap persatuan nasional dan kami menyerukannya," kata Abu Marzuk setelah bertemu Wang dan utusan lainnya, dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman tersebut muncul setelah sembilan bulan perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.000 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Pertempuran yang tiada henti telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang parah.

ADVERTISEMENT

Pemerintah China berupaya memainkan peran mediator dalam konflik tersebut, yang menjadi semakin kompleks karena persaingan sengit antara Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan Fatah, yang sebagian menguasai Tepi Barat.

Ketika pertemuan hari Selasa berakhir di Beijing, Wang mengatakan kelompok-kelompok tersebut telah berkomitmen untuk melakukan "rekonsiliasi".

Simak juga 'Saat Pedas! Pemimpin Oposisi Israel Kritik Netanyahu soal Sandera di Gaza':

[Gambas:Video 20detik]



"Sorotan paling menonjol adalah kesepakatan untuk membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara seputar pemerintahan Gaza pascaperang," kata Wang setelah penandatanganan "deklarasi Beijing" oleh faksi-faksi Palestina di Beijing, ibu kota China.

"Rekonsiliasi adalah masalah internal bagi faksi-faksi Palestina, namun pada saat yang sama, hal ini tidak dapat dicapai tanpa dukungan komunitas internasional," kata Wang.

Wang menambahkan bahwa China ingin "memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah".

Hamas dan Fatah telah menjadi rival sengit sejak Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza setelah bentrokan mematikan menyusul kemenangan gemilang Hamas dalam pemilu tahun 2006. Fatah mengendalikan Otoritas Palestina, yang memegang sebagian kendali pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads