Hamas Terima Proposal AS Soal Pelepasan Sandera Pihak Israel

Danu Damarjati - detikNews
Minggu, 07 Jul 2024 13:16 WIB
Foto ilusrtasi: Protes warga Israel mendesak pembebasan sandera. (REUTERS/Eloisa Lopez)
Qatar -

Hamas menerima proposal dari Amerika Serikat (AS) mengenai pembebasan sandera mereka yang berasal dari Israel. Kesepakatan ini diharapkan dapat mengakhiri akhir perang Gaza.

Dilansir Reuters, Minggu (7/7/2024), sandera Hamas yang merupakan orang Israel meliputi para tentara dan laki-laki.

Hamas telah membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian tersebut, dan akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut selama enam pekan tahap pertama, kata sumber tersebut kepada Reuters tanpa menyebut nama karena pembicaraan tersebut bersifat pribadi.

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan bahwa proposal tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel, dan akan mengakhiri perang sembilan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.

Direktur Badan Intelijen Pusat AS, William Burns, akan melakukan perjalanan ke Qatar minggu depan untuk bernegosiasi, kata sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut. Seorang juru bicara CIA menolak untuk mengkonfirmasi perjalanan Burns sejalan dengan kebijakannya yang tidak mengungkapkan perjalanan kepala mata-mata tersebut.

Sumber Reuters mengatakan diskusi di Qatar nanti akan fokus pada penyelesaian tuntutan Hamas yang harus dijamin oleh AS, Israel, Qatar, dan Mesir secara tertulis mengenai gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan, dan penarikan pasukan Israel apabila pembicaraan belum selesai.

Sebuah sumber di tim perundingan Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan pada hari Jumat bahwa sekarang ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan. Hal ini sangat kontras dengan kejadian di masa lalu, ketika Israel mengatakan persyaratan yang diberikan Hamas tidak dapat diterima.

Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Sabtu, hari Sabat Yahudi. Pada hari Jumat, kantornya mengatakan pembicaraan akan dilanjutkan pekan depan dan menekankan bahwa kesenjangan antara kedua belah pihak masih ada.

Seorang pejabat AS menolak untuk mengkonfirmasi keputusan Hamas, dan menambahkan, "Ada kemajuan nyata, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Simak Video: Israel Serang Sekolah di Gaza, 16 Orang Tewas







(dnu/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork