Putin Bilang Taliban Sekutu Rusia dalam Perangi Terorisme

Putin Bilang Taliban Sekutu Rusia dalam Perangi Terorisme

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 05 Jul 2024 15:17 WIB
Vladimir Putin arrives for his inauguration ceremony as Russian president in the Grand Kremlin Palace in Moscow, Russia, Tuesday, May 7, 2024. (Sergei Bobylev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (dok. AP/Sergei Bobylev)
Astana -

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kelompok Taliban, yang kini menguasai Afghanistan, sebagai "sekutu" Moskow dalam memerangi terorisme. Pernyataan itu disampaikan Putin meskipun Taliban merupakan kelompok terlarang di Rusia.

Seperti dilansir AFP, Jumat (5/7/2024), Moskow selama bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Taliban, meskipun kelompok itu merupakan organisasi terlarang di Rusia sejak tahun 2003 lalu.

Putin, bulan lalu, menyerukan Moskow untuk "membangun" hubungan dengan pemerintah Taliban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus berasumsi bahwa Taliban mengendalikan kekuasaan di negara tersebut. Dan dalam hal ini, Taliban tentu saja adalah sekutu kami dalam perang melawan terorisme, karena otoritas mana pun berkepentingan dengan stabilitas negara yang mereka pimpin," ucap Putin saat berkunjung ke Astana, Kazakhstan.

Disebutkan oleh Putin bahwa Taliban telah "mengambil beberapa tanggung jawab" tetapi masih ada "beberapa masalah yang memerlukan perhatian terus-menerus di dalam negeri dan komunitas internasional".

ADVERTISEMENT

"Saya meyakini Taliban tertarik dalam membuat semuanya stabil di Afghanistan," ujarnya.

Taliban telah bertempur melawan saingan ekstremis yang disebut ISIS-K, cabang Islamic State di Afghanistan, selama bertahun-tahun.

Pada Maret lalu, para militan ISIS-K menewaskan lebih dari 140 orang dalam serangan mematikan di gedung konser Moskow. Serangan itu tercatat sebagai serangan teror yang paling mematikan di wilayah Rusia selama hampir dua dekade terakhir.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sejak mengambil alih Afghanistan pada tahun 2021 lalu, Taliban menerapkan hukum syariat Islam radikal yang secara efektif melarang perempuan terlibat dalam kehidupan publik.

Sementara Rusia berupaya semakin menghangatkan hubungan dengan Afghanistan sejak keluarnya Amerika Serikat (AS) dari negara tersebut. Moskow dan Kabul diketahui memiliki sejarah rumit setelah invasi Uni Soviet tahun 1980-an silam.

Namun di sisi lain, Rusia belum secara resmi mengakui pemerintah Taliban dan apa yang mereka sebut sebagai "Imarah Islam Afghanistan".

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads