Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) Clarence Thomas secara resmi mengakui pada Jumat (7/6) bahwa dirinya menerima hadiah liburan mewah, salah satunya ke Bali, yang telah dijalaninya tahun 2019 lalu, yang diberikan oleh seorang miliarder AS yang juga donatur politik Partai Republik.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (8/6/2024), pengakuan terlambat dari Thomas ini disampaikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan oleh semua hakim agung, kecuali satu hakim, dari total sembilan hakim Mahkamah Agung AS, yang merupakan pengadilan tertinggi di negara tersebut.
Thomas yang menuai kecaman karena gagal mengungkapkan hadiah mewah dari seorang pengusaha AS, Harlan Crow, yang juga donatur politik Partai Republik ini memutuskan untuk merevisi keterangannya tahun 2019 lalu dengan mengakui dirinya telah menerima "makanan dan penginapan" di sebuah hotel di Bali dan sebuah klub di California.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan keuangan untuk tahun 2023, Thomas menyebut Crow membayar makanan dan penginapan di sebuah hotel untuk perjalanan pada Juli 2019 lalu ke Bali, dan membayar makanan juga penginapan di klub privat di California pada bulan yang sama.
Disebutkan bahwa bagian tersebut "secara tidak sengaja dihilangkan" dalam laporan keuangan sebelumnya.
Liburan mewah Thomas ke Bali dan California itu pertama diungkapkan ke publik oleh situs berita investigasi ProPublica dalam artikelnya tahun lalu. Disebutkan oleh ProPublica dalam laporan investigasinya bahwa liburan mewah ke Bali dan California itu didanai oleh Crow yang merupakan pengusaha real-estate asal Texas.
Hal itu memicu kontroversi mengingat Crow juga merupakan donatur politik Partai Republik.
Menurut laporan ProPublica, perjalanan liburan Thomas ke Bali yang dibiayai Crown itu kemungkinan memakan biaya total hingga US$ 500.000 (Rp 8,1 miliar) jika biaya pesawat pribadi dan kapal pesiar juga ikut diperhitungkan.
![]() |
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: AS Kutuk Serangan Israel ke Jurnalis Palestina saat Pawai Hari Yerusalem
Selain Thomas, satu lagi hakim agung AS bernama Samuel Alito juga menuai kontroversi, setelah bendera-bendera terkait klaim pemilu curang dari mantan Presiden Donald Trump dikibarkan di luar kediamannya dan properti liburannya beberapa tahun lalu.
Dalam pembelaannya, Alito menyebut bendera itu dikibarkan di rumahnya oleh istrinya dan tidak ada satu pun dari mereka mengetahui bahwa bendera itu terkait dengan klaim pemilu curang yang gencar disampaikan Trump pada saat itu.
Baik Thomas maupun Alito, yang sama-sama hakim agung AS dari kubu konservatif, menolak seruan untuk mengundurkan diri dari kasus-kasus yang ditangani Mahkamah Agung AS yang melibatkan Trump yang merupakan mantan presiden dari Partai Republik.
Mahkamah Agung AS diketahui sedang menangani dua kasus yang tertunda terkait pemilu 2020 dan penyerangan terhadap Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, yang keduanya menyeret Trump.
Pengadilan tertinggi di AS juga sedang mempertimbangkan klaim Trump mengenai kekebalan presiden dalam kasus campur tangan pemilu yang menjerat dirinya. Keputusan terkait klaim itu akan diumumkan pada akhir Juni atau awal Juli mendatang.
Kontroversi kedua hakim agung ini memaksa Mahkamah Agung AS untuk mengadopsi aturan kode etik pada November tahun lalu. Namun Thomas dan Alito sama-sama membantah adanya ketidakwajaran dalam tindakan mereka.
Laporan keuangan tahunan para hakim agung AS yang dirilis pada Jumat (7/6) waktu setempat itu menunjukkan pendapatan di luar gaji, hadiah dan transaksi investasi yang mereka lakukan sepanjang tahun 2023 lalu.
Selain Thomas, beberapa hakim agung AS lainnya juga terungkap menerima hadiah-hadiah dengan nilai fantastis. Salah satunya hakim Kentaji Brown Jackson yang mengakui dirinya menerima empat tiket konser dari superstar AS Beyonce Knowles-Carter yang nilainya mencapai US$ 3.711 (Rp 60,4 juta).
Terungkap juga bahwa tiga hakim agung AS di antaranya memiliki kesepakatan penjualan buku memoar dengan nilai sangat besar, yakni hakim Brett Kavanaugh senilai US$ 340.000, hakim Neil Gorsuch senilai US$ 250.000, dan hakim Jackson senilai US$ 893.750.
Dari sembilan hakim agung AS yang menyampaikan laporan keuangan tahunan mereka, hanya hakim Alito yang belum merilisnya karena dia mendapat perpanjangan 90 hari dalam pengajuannya.