Presiden China Xi Jinping menyerukan digelarnya konferensi perdamaian untuk membahas perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas. Xi menyatakan dirinya merasa "sangat sedih" dengan situasi parah yang kini terjadi di Jalur Gaza.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/5/2024), seruan itu disampaikan Xi saat berbicara di hadapan para pemimpin dan diplomat negara-negara Arab yang sedang menghadiri forum Kerja Sama China-Negara Arab di Beijing. Xi sebelumnya menjamu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi yang juga menghadiri forum tersebut.
Saat berbicara kepada para delegasi yang menghadiri forum itu pada Kamis (30/5) pagi, Xi menegaskan bahwa China mendukung konferensi perdamaian "berbasis luas" untuk menyelesaikan konflik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Timur Tengah adalah wilayah yang memiliki prospek pembangunan yang luas, namun perang masih berkecamuk di sana," ucap Xi dalam pidatonya.
"Perang tidak seharusnya berlanjut tanpa batas waktu. Keadilan tidak boleh absen selamanya," cetusnya.
Dalam pidatonya, Xi juga kembali menegaskan bahwa China "mendukung keanggotaan penuh Palestina dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan mendukung konferensi perdamaian internasional yang lebih luas, berwibawa, dan efektif".
Xi Jinping 'Sangat Sedih' Atas Situasi Parah di Gaza
Saat melakukan pertemuan dengan Al-Sisi di Beijing, Xi menuturkan bahwa dirinya merasa "sangat sedih" atas "situasi sangat parah" di Jalur Gaza, di mana menurut otoritas kesehatan setempat, sedikitnya 36.171 orang tewas akibat perang selama tujuh bulan terakhir.
China menjalin hubungan baik dengan Israel, namun selama ini secara terang-terangan menyatakan dukungan untuk perjuangan Palestina selama beberapa dekade. Beijing juga selalu menegaskan mereka mendukung solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.
"Konflik Palestina-Israel telah menyebabkan banyak korban warga sipil Palestina yang tidak bersalah dan situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk. China sangat sedih," ucap Xi saat berbicara kepada Al-Sisi dalam pertemuan di Beijing, seperti dilaporkan televisi pemerintah CCTV.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Tugas prioritas utama saat ini adalah gencatan senjata, untuk menghindari semakin meluasnya konflik, yang berdampak pada perdamaian dan stabilitas regional, dan untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih serius," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa Beijing siap bekerja sama dengan Kairo, yang bertetangga dengan Jalur Gaza dan Israel, untuk "mendorong penyelesaian isu Palestina secara dini, komprehensif, adil dan bertahan lama".
Dalam beberapa tahun terakhir, China berupaya membangun hubungan lebih dekat dengan negara-negara Arab. Tahun lalu, Beijing menjadi penengah untuk kesepakatan normalisasi antara Arab Saudi dan Iran yang bertikai sejak lama.
China juga menjadi tuan rumah bagi pertemuan dua kelompok Palestina yang bersaing, Hamas dan Fatah, bulan lalu untuk melakukan "pembicaraan mendalam dan jujur mengenai peningkatan rekonsiliasi intra-Palestina".