Dilansir AFP, kecelakaan itu terjadi pada Selasa (28/5/2024) subuh. Taksi itu membawa 11 orang, 9 di antaranya adalah perempuan.
"Tiga belas orang tewas. Tidak ada yang selamat," kata petugas penghubung media Limpopo, Vongani Chauke, kepada AFP.
Penyebab kecelakaan masih diselidiki namun pemeriksaan awal menunjukkan pengemudi truk -- yang bepergian dalam kabut tebal -- kehilangan kendali atas kendaraannya sebelum bertabrakan dengan taksi.
"Kecelakaan itu terjadi karena mengemudi ugal-ugalan," kata Chauke.
Setidaknya dua jenazah, termasuk sopir truk, belum berhasil dikeluarkan dari reruntuhan.
Menteri Transportasi Daerah Florence Radzilani yang mengunjungi lokasi kejadian mengatakan sebagian besar penumpang minibus tersebut adalah guru yang berangkat kerja.
"Kami benar-benar terpukul sebagai sebuah provinsi," katanya kepada televisi Newzroom Afrika.
Meskipun Afrika Selatan merupakan salah satu negara dengan jaringan jalan paling maju di benua Afrika, Afrika Selatan juga memiliki salah satu catatan keselamatan terburuk.
Pada bulan Maret, 45 peziarah yang melakukan perjalanan dari Botswana untuk merayakan Paskah tewas ketika bus mereka jatuh dari jembatan ke jurang dan terbakar di Limpopo.
Seorang gadis berusia delapan tahun selamat dari kecelakaan mengerikan yang menyebabkan beberapa mayat terbakar hingga tak bisa dikenali lagi.
(lir/lir)