Tel Aviv -
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengomentari pengeboman Tel Aviv terhadap area pengungsi di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, yang memakan puluhan korban tewas. Netanyahu menyebut serangan mematikan itu "insiden tragis" yang sedang diselidiki oleh pemerintahannya.
"Di Rafah, kami telah mengevakuasi satu juta warga yang tidak terlibat dan, meskipun kami telah berupaya sebaik mungkin, sebuah insiden tragis terjadi kemarin," ucap Netanyahu saat berbicara kepada parlemen Israel atau Knesset, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (28/5/2024).
Dia merujuk pada serangan udara Israel terhadap Rafah pada Minggu (26/5) waktu setempat, yang oleh Tel Aviv diklaim menargetkan "kompleks Hamas" yang menjadi tempat "para teroris Hamas beroperasi" di wilayah Rafah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun laporan Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, menyebut sedikitnya 50 orang tewas akibat serangan udara Israel yang memicu kebakaran yang mengoyak tenda-tenda pengungsi di area tersebut. Sekitar 249 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
"Kami sedang menyelidiki kasus ini dan akan menarik kesimpulan," ujar Netanyahu.
Israel menghadapi gelombang kecaman internasional atas serangan terbarunya terhadap Rafah, termasuk dari seluruh kawasan serta dari Uni Eropa, Prancis, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam tanggapannya, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan pihaknya telah meluncurkan penyelidikan terhadap serangan militer di Rafah, yang disebutnya dilancarkan berdasarkan "informasi intelijen yang tepat" dan menewaskan dua pejabat senior Hamas.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Disebutkan juga oleh IDF bahwa "serangan itu tidak terjadi di area kemanusiaan di al-Mawasi, di mana IDF telah mendorong warga-warga sipil untuk mengungsi" sejak operasi darat Israel dimulai di Rafah.
Netanyahu, saat berpidato di Knesset, sempat dicemooh oleh keluarga para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Namun dia melontarkan pernyataan bernada menantang dan bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan Hamas.
"Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan mutlak (di Gaza)," tegas Netanyahu di hadapan para anggota parlemen Israel.
Dia kemudian mengecam tekanan yang ada, baik dari internal maupun eksternal, yang menurutnya dihadapi pemerintahannya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
"Mereka menekan kami sejak saat itu," ucap Netanyahu, sebelum menyebut seruan-seruan menahan diri terhadap operasi militer yang tetap dilakukan Israel.
"Jangan masuk ke Gaza. Kami telah memasukinya! Jangan masuk ke (Rumah Sakit) Shifa! Kami telah memasukinya! Jangan masuk ke Khan Younis! Kami telah memasukinya! Jangan masuk ke Rafah! Kami telah memasukinya!" katanya.
"Saya tidak menyerah dan tidak akan pernah menyerah! Saya menghadapi tekanan dari dalam negeri dan dari luar negeri," tegas Netanyahu dalam pidatonya.
Perang yang berkecamuk di Jalur Gaza diawali oleh serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv, telah menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan balasan Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut hingga kini, dengan sedikitnya 36.050 orang dilaporkan tewas.
Simak Video 'Hamas soal Serangan ke Rafah: Netanyahu Membangkang Terhadap Putusan ICJ':
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini